Main Article Content

Sandi Rahmawati
Syamsinas Syamsinas
Muhammad Asyhar
Nyoman Sudika

Abstract

Penelitian ini mengkaji jenis perimaan pada pantun Bima (patu Mbojo) khususnya jenis, pola, dan makna dalam kapatu Mbojo dan perbedaannya dengan pantun Melayu. Penelitian ini bersifat kualitatif deskripsi yang artinya data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, wawancara, dan analisis data. Serta menggunakan teknik simak dan catat. Metode utama yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Berdasarkan analisis data, didapatkan kesimpulan bahwa bentuk pantun Bima (kapatu Mbojo) yang didapatkan dari para narasumber pantun Bima (kapatu Bima) terdiri dari tiga jenis yaitu pantun Monolog, cambe angi, dan campuran. Dari ketiga jenis pantun tersebut bentuk pantun Bima (kapatu Bima) dalam barisnya terdiri dari 1 hingga 2 bait yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 hingga 17 baris, jumlah kata pada setiap barisnya 2 – 8 kata, namun jumlah kata yang paling dominan yaitu 3 – 4 kata. Pemilihan diksi pada pantun Bima sangat diperhatikan sehingga mampu menciptakan rima yang menarik untuk didengar. Rima pantun Bima (patu Mbojo) terletak pada kata terakhir baris  dengan kata terakhir baris berikutnya yang bersifat horizontal, namun ada juga yang berada saling berdampingan, pantun Bima tidak mengenal sampiran maupun isi. Makna dalam perimaan pantun Bima (patu Mbojo) yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kedua kata yang berima pada baris pertama dan kedua tidak memiliki hubungan makna secara langsung tetapi jika dilihat keseluruhan antar barisnya memiliki hubungan makna secara langsung. Inilah yang dikatakan sebagai hubungan makna dalam perimaan

Article Details

References
Adriani, Nia. 2009. Bentuk, Makna Fungsi Nggahi Ncemba dalam Masyarakat Donggo. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Aminuddin. 1985. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Mataram. Universitas Mataram.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka .
Ishak, Usman. 2009. Bentuk, Fungsi, dan Makna Ungkapan Tradisional Sasak Desa Sembung Kecamatan Narmada Sebagai Materi Pembelajaran Muatan Lokal di SMP. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Malingi, Alan. 2010. Galeri Pantun Bima Dompu. Mataram: Mahani Persada.
Mulyadi, Edy. 2008. Nilai-nilai Pendidikan dalam Cerita Rakyat Bima “La Kasipahu” Karya Muhammad Tahir Alwi. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Nursyahraini. 2008. Makna dan Fungsi Patu pada Pernikahan Adat Mbojo. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purnamasari, Indah. 2014. Makna Cerita Rakyat Bima “OI MBORA” dan Kaitannya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMP. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodelogi Penelitian; Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprapto. 2009. Gema dan Gaung Pantun. Bandung: Cv. Mandar Maju. Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.
Tim Pengembangan MKDP, 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Rajawali Press.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Utari, Nur. 2013. Analisis Legenda Bima “Wadu Ntanda Rahi” Sebuah Kajian Perspektif Strukturalisme Genetik Serta Penerapannya dalam Pembelajaran Sastra di SMP. Mataram: FKIP Universitas Mataram.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.