Makna Pesan Ekologis Dalam Pentas Tuno Wujo

Authors

  • Zaini Zaini nstitut Keguruan dan Teknologi Larantuka
  • Imelda Oliva Wissang Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka
  • Sirilus Karolus K.Keban Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka

DOI:

https://doi.org/10.29303/kopula.v6i2.5484

Keywords:

makna, pesan, ekologi, pentas

Abstract

Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah makna pesan ekologis dalam pentas Tuno Wujo? Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan makna pesan ekologis dalam pentas Tuno Wujo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini nara sumber, video pementasan, teks teater Tuno Wujo. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat makna pesan ekologis dalam pementasan Tuno Wujo, yakni ( 1) menjaga relasi dengan Tuhan melalui ketekunan dan setia, moral yang tinggi, berjuang dan bekerja keras selalu bersyukur atas setiap pemberian Tuhan dalam alam semesta ini, (2) menjaga relasi dengan sesama terbuka, saling mendengarkan, saling membantu, selalu semangat dan penuh harapan, seperti alam yang selalu memberi harapan, memberi tanda, mengingatkan manusia  dalam menata kehidupannya, (3) menjaga relasi dengan alam lingkungan dengan sikap berani, berjuang, dan berkorban, (4) menjaga relasi dengan diri dengan memiliki keterbukaan dan ketulusan, dan (5) menjaga relasi dengan adat budaya dengan penuh tanggung jawab, kerja keras, korban, cinta budaya. Kata kunci: makna, pesan, ekologi, pentas

References

Ahmad, I., (2022). “Nilai Religius dalam Antologi Geguritan Sesanti Tedhak Siti Karya Imam Budhi Santosa (Analisis Strata Norma Roman Ingarden)”. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Anonim. . Sastra Sasak. (diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra Sasak – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses pada 06 Februari 2023).

Anonim. . Sastra. (diakses melalui https://id.wikipedia.org/Sastra – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses pada 28 Mei 2023).

Arikunto, S., (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhary, R., (2010). Puisi-Puisi Tembang Sasak: Geguritan Kidungan Baödayǎ. Mataram: Caraka Darma Aksara.

Harun, Mohd. (2018). Pembelajaran Puisi Untuk Mahasiswa. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Hasjim, N., Edwar D., dkk, (1998). Sastra Daerah di Nusa Tenggara Barat: Analisis, Tema, Amanat, dan Nilai Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

KBBI. 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Puisi. [Daring]. Tersedia di https://kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses 06 Juni 2023.

KBBI. 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Durhaka. [Daring]. Tersedia di https://kbbi.kemdikbug.go.id. Diakses 30 Agustus 2023.

Kenanga, S.L., (2019). “Analisis Makna Lirik Lagu Sasak dalam Alam Daur: Perspektif Strata Norma Roman Ingarden.” Skripsi: Universitas Mataram.

Lestari, A.S., (2021). “Analisis Strata Norma Roman Ingarden Pada Lagu Bima dalam Album Pop Kenangan Karya Aan Saputra”. Skripsi: Universitas Mataram.

Ma’ruf, A.I., dan Farida N., (2017). Pengkajian Sastra: Teori dan Aplikasi. Surakarta: CV Djiwa Amarta Press.

Moloeng, L.J., (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prabowo, D.P., Suyami, dkk. (2002). Geguritan Tradisional dalam Sastra Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Pradopo, R.D., (2014). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, R.D., (2018). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetya, V.A., (2022). “Lapis-Lapis Norma dan Nilai Moral Kumpulan Puisi Tahilalat Karya Joko Pinurbo: Analisis Strata Norma Roman Ingarden.” Skripsi: Universitas Sanata Dharma.

Rifaldi, M.W., (2019). “Ekspresi Cinta dalam Antologi Geguritan “Prabayekti” Karya Jefriyanto (Suatu Tinjauan Semiotika)”. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Saprudin, A.R., (2017). “Analisis Lapis Norma Puisi Kepada Peminta-Minta Karya Chairil Anwar dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi: Universitas Mataram.

Saputra, K., (2001). Puisi Jawa (Struktur dan Estetika). Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Sari, A.N., (2012). “Karakteristik Latar Novel Penulis Cilik Oryza Sativa Apriyani”, 1(1), 0-216. Diakses 06 Juni 2023, jurnal dari Universitas Negeri Surabaya.

Siswantoro. (2016). Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharyadi. (2014). Pengantar Ilmu Sastra: Orientasi Penelitian Sastra. Lamongan: CV Pustaka Ilalang Group.

Suryaman, M., dan Wiyatmi. (2007). Puisi Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Susilowati, I. (2023). “Personifikasi dalam Antologi Puisi Goresan Aksara Laskar Cendekia Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”. Skripsi: Universitas Mataram.

Wellek & Warren. (2016). Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Widayat, Afendy. 2011. Teori Sastra Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Downloads

Published

2024-10-12

How to Cite

Zaini, Z., Wissang, I. O., & K.Keban, S. K. (2024). Makna Pesan Ekologis Dalam Pentas Tuno Wujo. Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pendidikan, 6(2), 293–304. https://doi.org/10.29303/kopula.v6i2.5484

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.