Pemberdayaan Guru Bahasa Inggris MAN Lombok Barat dalam Pembelajaran Abad 21 Melalui Pelatihan Kompetensi Pedagogis Terintegrasi

Authors

Kamaludin Yusra , Yuni Budi Lestari , Baharuddin Baharuddin , Rizky Kurniawan Hoesnie

DOI:

10.29303/darmadiksani.v3i2.3437

Published:

2023-12-04

Issue:

Vol. 3 No. 2 (2023): Edisi Desember

Keywords:

Kompetensi Pedagogis;, Pembelajaran Interaktif dan Komunikatif;, Info-gap

Articles

Downloads

How to Cite

Yusra, K., Lestari, Y. B., Baharuddin, B., & Hoesnie, R. K. (2023). Pemberdayaan Guru Bahasa Inggris MAN Lombok Barat dalam Pembelajaran Abad 21 Melalui Pelatihan Kompetensi Pedagogis Terintegrasi. Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, Dan Humaniora, 3(2), 18–35. https://doi.org/10.29303/darmadiksani.v3i2.3437

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk (1) meningkatkan kompetensi pedagogis guru dan motivasi belajar bahasa Inggris siswa-siswi MAN Lombok Barat (2) membangun kesadaran guru akan pentingnya interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran bahasa Inggris, (3) memotivasi guru untuk merencanakan program pembelajaran bahasa Inggris interaktif dan komunikatif secara mandiri, dan (4) membantu guru merencanakan dan menggunakan sumber belajar yang ada di sekitar mereka sebagai media untuk pembelajaran bahasa Inggris yang komunikatif dan menyenangkan. Dari survey awal pada siswa-siswa SMP, SMA, SMK dan MA se-Pulau Lombok dalam penelitian kami sebelumnya (Yusra,  2018) menemukan bahwa guru-guru bahasa Inggris kesulitan menemukan bahan ajar yang dapat dikembangkan sebagai bahan ajar yang menyenangkan bagi siswa serta mereka kesulitan mengenmbangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat mefasiltasi interaksi dua arah antara siswa dengan siswa lainnya. Yusra (2022) mensurvey pembelajaran bahasa Inggris di dunia dan di Indonesia selama COVID19 dan menemukan bahwa mayoritas guru menggunakan teknik kuliah sebagai strategi mengajar dan strategi ini dirasakan sangat membosankan bagi siswa. Faktor penyebab utama masalah ini adalah tidak adanya interaksi antarsiswa karena kurangnya repertoire strategi mengajar sebagai stok pilihan yang dapat dipergunakan guru agar siswa berinteraksi secara komunikatif selama pembelajaran. Yusra (2015) menemukan bahwa mayoritas guru bahasa Inggris di NTB mengalami kesulitan dalam mengajarkan explanation, discussion dan argument texts sehingga perlu diberikan penyegaran. Hal ini juga terjadi pada guru-guru bahasa Inggris di MAN se-Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini adalah pembekalan bagi guru-guru tersebut dengan pembelajaran bahasa Inggris secara interaktif komunikatif melalui pengembangan bahan ajar berbentuk info-gap dan permainan bahasa terintegradsi dengan model pembelajaran abad 21 dengan mengedepankan pembelajaran berbasis HOTS. Dalam kegiatan ini akan diperkenalkan LKS, permainan bahasa, kegiatan komunikasi, dan kegiatan pembelajaran lainnya yang efektif dan menyenangkan dan melibatkan unsur menganalisis (C4), mengevaluasi (5) dan mengkreasi teks secara tepat sesuai konteks (budaya dan situasi). Kegiatan ini akan melibatkan 30 orang guru bahasa Inggris di Madrasah Aliyah (MA) se-Kabupaten Lombok Barat dan bekerjasama dengan MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan dilaksanakan dengan pola integrasi dengan sistem pengenalan teori dan praktek langsung dengan model bahan ajar yang telah terintegrasi dengan kurikulum pada semester berjalan. Peserta akan mengembangkan kegiatan sesuai dengan materi yang belum terckup dalam materi pelatihan. Luaran kegiatan ini adalah artikel ilmiah dari kegiatan pengabdian ini, skripsi, thesis dan artikel ilmiah karya mahasiswa yang ikut terlibat dalam kegiatan pengabdian ini, dan naskah akademik kebijakan pengembangan kompetensi pedagogis guru bahasa Inggris MA se-Kabupaten Lombok Barat.   ABSTRACT This community service program was aimed to: (1) enhance teachers’ pedagogical competence and students’ motivation to learn English in Islamic Senior High School of MAN Lombok Barat, (2) raise teachers' awareness of the important role of interaction and communication in English language teaching, (3) inspire teachers to independently plan engaging and communicative English language learning programs, and (4) assist teachers in planning and using local resources as enjoyable and communicative tools for learning English. A preliminary survey of junior and senior high school students across Lombok Island in our prior research (Yusra, 2018) revealed that English teachers face challenges in finding materials that can make their students enjoy learning English. They also struggle with designing Student Worksheets that encourage interaction between students. Yusra (2022) found that during COVID-19 most teachers in Indonesia and the world rely on lecture-style teaching, which students find dull. The main issue is the lack of student interaction due to limited teaching strategies. Yusra (2015) also found that the majority of English teachers in NTB face difficulties in teaching explanation, discussion, and argumentative texts and need a refresher. This issue is also present among English teachers at MAN in West Lombok Regency. The proposed solution to address this problem is to provide training for these teachers in interactive communicative English language teaching through the development of info-gap teaching materials and language games integrated with a 21st-century learning model, emphasizing Higher Order Thinking Skills (HOTS). In this program, we introduced to the teachers the Student Worksheets, language games, communicative activities, and other effective and enjoyable learning activities involving the analysis (C4), evaluation (C5), and creation of texts that contextualise the local culture and situation. The participants of thiz program were 30 English teachers from Madrasah Aliyah (MA) across West Lombok Regency collaborating with the members of English Language Teachers' Working Group (MGMP) of West Lombok Regency. The outcomes of this program are a published journal article, theses, and academic papers on the policy development of pedagogical competence for English language teachers at MA in West Lombok Regency.

Author Biographies

Kamaludin Yusra, English Education Program, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Yuni Budi Lestari, English Education Program, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Baharuddin Baharuddin, English Education Program, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Rizky Kurniawan Hoesnie, English Education Program, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Most read articles by the same author(s)

Similar Articles

<< < 3 4 5 6 7 8 

You may also start an advanced similarity search for this article.