Sosialisasi Gangguan Belajar Spesifik (Disleksia) kepada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jerowaru

Penulis

Saharudin Saharudin , Syaiful Musaddat , Pipit Aprilia Susanti , Agusman Agusman , Marlinda Ramdhani , Wahyu Hidayat

DOI:

10.29303/darmadiksani.v5i1.6961

Diterbitkan:

2025-06-12

Terbitan:

Vol 5 No 1 (2025): Edisi Juni

Kata Kunci:

Disleksia, Gangguan Belajar, Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Tanggap Budaya

Articles

Cara Mengutip

Saharudin, S., Musaddat, S., Susanti, P. A., Agusman, A., Ramdhani, M., & Hidayat, W. (2025). Sosialisasi Gangguan Belajar Spesifik (Disleksia) kepada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jerowaru. DARMADIKSANI, 5(1), 93–103. https://doi.org/10.29303/darmadiksani.v5i1.6961

Abstrak

Pengabdian ini dilatari oleh masih banyak guru yang tidak memahami jenis dan karakteristik gangguan belajar spesifik (disleksia) pada peserta didik sehingga mereka cenderung melabeli peserta didiknya dengan label “bodoh” atau semisalnya. Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi kepada para guru mengenai gangguan belajar spesifik di kalangan peserta didik dengan melibatkan profesional psikolog sehingga para guru juga bisa mengambil langkah-langkah dalam menangani kasus gangguan belajar yang dialami peserta didiknya. Selain berbicara persoalan gangguan belajar, juga dibicarakan perihal pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik: pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang tanggap budaya. Berdasarkan hasil post-test, hasil sosialisasi menunjukkan bahwa para guru telah bisa mengetahui, memahami, dan menjelaskan jenis-jenis gangguan belajar pada peserta didik, ciri-ciri peserta didik yang mengalami gangguan belajar, dan asbab terjadinya gangguan belajar pada peserta didik. Adanya pengetahuan dan pemahaman tentang gangguan belajar (yang dialami peserta didik) berimplikasi pada kesadaran para guru SMPN 1 Jerowaru untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada peserta didiknya mulai dari penyususan perangkat pembelajaran hingga evaluasinya. Disarankan agar penyuluhan psikoedukasi kesehatan mental untuk para guru dan peserta didik semacam ini rutin dilakukan sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dan pembaharuan informasi terkait ragam kerangka strategi dalam pembelajaran, serta perlu melibatkan orang tua dan profesional untuk membantu guru dalam menghadapi peserta didik yang mengalami gangguan belajar spesifik disleksia ini.

Biografi Penulis

Saharudin Saharudin, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Syaiful Musaddat, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Pipit Aprilia Susanti, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Agusman Agusman, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Marlinda Ramdhani, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Wahyu Hidayat, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, University of Mataram, Indonesia

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.