Pelatihan Penyusunan Procedure Text For Oral Communication Tentang Cara Membuat Makanan dan Minuman Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Pronunciation dan Vocabulary Mahasiswa Perhotelan

Authors

Riris Sugianto , Lalu Isnaini Rahman

DOI:

10.29303/darmadiksani.v3i1.2832

Published:

2023-06-27

Issue:

Vol. 3 No. 1 (2023): Edisi Juni

Keywords:

Bahasa Inggris untuk Pariwisata, Makanan dan minuman tradisional Sasambo, Pembelajaran bahasa Inggris, Teks Prosedur untuk komunikasi lisan

Articles

Downloads

How to Cite

Sugianto, R., & Rahman, L. I. (2023). Pelatihan Penyusunan Procedure Text For Oral Communication Tentang Cara Membuat Makanan dan Minuman Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Pronunciation dan Vocabulary Mahasiswa Perhotelan. Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, Dan Humaniora, 3(1), 71–78. https://doi.org/10.29303/darmadiksani.v3i1.2832

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari kegiatan abdimas ini adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan pola kalimat perintah (imperative sentence) dengan baik dan benar. Mahasiswa perlu memiliki kemampuan menggunakan kalimat imperatif dalam menyusun teks prosedural, terutama dalam matakuliah English for Tourism, yang mengharuskan mereka untuk dapat menjelaskan langkah-langkah atau prosedur dalam membuat minuman dan makanan khas daerah suku Sasak, Samawa, dan Mbojo di NTB. Hal ini penting karena NTB terkenal dengan pariwisatanya dan banyak turis internasional yang datang berlibur ke sana. Oleh karena itu, menjadi suatu keunikan jika mahasiswa lokal mampu menjelaskan kepada wisatawan asing cara membuat minuman dan makanan khas daerah mereka, seperti Pelecing Kangkung, Poteng jaja tujaq, Sepat, Minasarua, dan lain sebagainya. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk lebih mengenal kekayaan wisata kuliner di NTB. Selain itu, ini juga akan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam berkomunikasi dengan penutur asing dalam bahasa Inggris. Kegiatan dimulai dengan melakukan observasi awal dan wawancara untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menggunakan kalimat imperatif dalam bahasa Inggris. Kegiatan inti melibatkan penyampaian materi mengenai pola-pola dan contoh-contoh kalimat perintah dalam bentuk positif dan negatif, diikuti dengan latihan penggunaan pola gramatika yang tepat. Kegiatan diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab untuk mengukur pemahaman peserta serta mengidentifikasi kesulitan yang masih dihadapi. Berdasarkan evaluasi, kegiatan ini berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu: peserta dapat memahami dan membedakan pola-pola kalimat imperatif positif dan negatif; peserta dapat menyusun kalimat yang sesuai melalui latihan terbatas; dan peserta dapat menghasilkan kalimat perintah untuk teks prosedural dan mempresentasikannya dengan cukup percaya diri untuk menjelaskan prosedur pembuatan beberapa jenis makanan dan minuman khas suku Sasambo di NTB.   ABSTRACT The purpose of this community service  program is to enhance students' ability to effectively and correctly use the pattern of imperative sentences. Indonesian EFL students need to be proficient in using imperative sentences when composing procedural texts, especially in the English for Tourism course, which in one of its learning objectives, requires them to describe the steps or procedures for preparing traditional drinks and dishes from the Sasak, Samawa, and Mbojo ethnic groups in NTB. This is important because NTB is very popular for its tourism, attracting many international tourists to visit. It would be unique and appealing to have local NTB students/youngsters capable of describing to foreign tourists how to prepare their traditional drinks and dishes, such as Pelecing Kangkung, Poteng Jaja Tujaq, Sepat, Minasarua, and others. This would not only be an opportunity to promote culinary tourism but also boost the students' confidence in communicating with English-speaking foreigners. The activity began with initial observation and interviews to identify the challenges that students faced in using imperative sentences in English. The main activity involved delivering materials on patterns and examples of positive and negative imperative sentences, followed by guided practice on using the appropriate grammatical patterns of imperative sentences. The program concludeed with discussions and question-and-answer sessions to assess the participants' understanding and identified any difficulties they might still encounter. Based on the evaluation, this program has successfully achieved its objectives: participants can comprehend and differentiate between positive and negative imperative sentence patterns; participants can construct suitable sentences through guided practice; and participants can produce imperative sentences for procedural texts and confidently do a mini presentation describing the procedures for making various traditional dishes and drinks from the Sasambo ethnic groups in NTB.

Author Biographies

Riris Sugianto, Universitas Teknologi Mataram, Indonesia

Lalu Isnaini Rahman, Universitas Teknologi Mataram, Indonesia

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 6 7 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.