Edukasi Bu Pur (Bumbu Dapur) sebagai Tanaman Obat Tradisional pada Kelompok PD Aisyiyah Kabupaten Pekalongan

Authors

Nur Ermawati , Nila Oktaviani , Ika Sabrina Rochmalia , Luluk Ilmaknun

DOI:

10.29303/darmadiksani.v5i2.7873

Published:

2025-08-22

Issue:

Vol. 5 No. 2 (2025): Edisi Juli-September

Keywords:

Bumbu Dapur, Pengabdian Masyarakat, Tanaman Obat Tradisional

Articles

Downloads

How to Cite

Ermawati, N., Oktaviani, N., Rochmalia, I. S., & Ilmaknun, L. (2025). Edukasi Bu Pur (Bumbu Dapur) sebagai Tanaman Obat Tradisional pada Kelompok PD Aisyiyah Kabupaten Pekalongan. Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, Dan Humaniora, 5(2), 21–28. https://doi.org/10.29303/darmadiksani.v5i2.7873

Abstract

Perubahan cuaca adalah perubahan jangka panjang dalam pola sirkulasi cuaca yang terbukti terjadi dalam rentang waktu mulai dari beberapa dekade hingga jutaan tahun. Indonesia menghadapi musim yang mengalami perputaran yang luar biasa. Musim pancaroba merupakan peralihan dua musim yang terdapat di negara tropis yaitu musim hujan dan kemarau. Musim pancaroba tidak hanya mengakibatkan masalah cuaca, namun juga mengakibatkan masalah kesehatan seperti menurunnya daya tahan tubuh, penyakit saluran pernafasan, penyakit saluran pencernaan dan penyakit yang disebabkan oleh virus. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya lonjakan masalah kesehatan akibat pancaroba yaitu diperlukan pemahaman masyarakat mengenai tanaman obat tradisional yang dalam hal ini adalah dari kelompok bumbu dapur. Bumbu dapur telah dikenal kelompok mitra PD ‘Aisyiyah kabupaten Pekalongan sebagai bahan tambahan penyedap masakan, padahal bumbu dapur tersebut memiliki manfaat lain sebagai obat bahan alam. Mitra belum memahami jenis bumbu dapur yang digunakan untuk obat herbal khususnya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk mencegah maupun mengobati penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pemanfaatan Bu Pur (Bumbu Dapur) sebagai tanaman obat tradisional. Tahapan kegiatan antara lain: 1) tahap observasi, 2) tahap pelaksanaan yaitu pemberian materi edukasi dan demonstrasi pembuatan simplisia. Kegiatan pengabdian masyarakat berjalan lancar dan mendapat respon positif dari masyarakat yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta terkait dengan materi. Dalam kegiatan ini, peserta juga ditunjukkan demonstrasi pembuatan simplisia dari bumbu dapur yang baik dan benar.

Author Biographies

Nur Ermawati, Universitas Pekalongan

Nila Oktaviani, 1Prodi D3 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pekalongan, Indonesia

Ika Sabrina Rochmalia, D3 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pekalongan, Indonesia

Luluk Ilmaknun, D3 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pekalongan, Indonesia

Similar Articles

<< < 2 3 4 5 6 7 8 9 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.