Main Article Content

Lukman Hakim
Khoirul Umam
Agus Priyo Utomo
Rahmawati Raharjo

Abstract

ABSTRAK
Indonesia termasuk dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu yang masih menjadi kendala dalam pencegahan stunting adalah lambatnya pemantauan tumbuh kembang anak, terutama di wilayah pedesaan. Proses pencatatan pertumbuhan balita di Posyandu membutuhkan waktu yang lama karena masih bersifat manual. Pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan stunting pada balita masih minim. Selain itu, masyarakat kurang proaktif dalam melaporkan kasus stunting. Proses pendeteksian kasus stunting hanya berdasar pengukuran di Posyandu, belum ada kesadaran warga yang ingin melaporkan kasus stunting. Untuk mengatasi masalah diatas, perlu dibangun sebuah sistem informasi untuk mencatat pertumbuhan balita dan secara otomatis menentukan status gizi balita. Sistem informasi ini dapat diakses oleh orang tua, operator Puskesmas atau pihak lain yang berkepentingan. Data yang tersimpan di sistem infromasi tersebut dapat diekspor ke sistem e-PPGBM Kementerian Kesehatan, sehingga operator tidak lagi harus memasukkan data secara manual ke e-PPGBM. Untuk memudahkan bidan,pengukuran berat dan tinggi badan balita menggunakan perangkat IoT, sehingga bidan tidak perlu menulis manual. Proses entri data dari pengukuran oleh bidan ke aplikasi dapat dilakukan tanpa sinyal internet, proses sinkronisasi nantinya dapat dilakukan ketika bidan sudah berada di tempat yang terjangkau sinyal internet. Selain itu, perlu dilakukan penyuluhan kepada warga tentang bahaya stunting dan cara pencegahannya.
 
ABSTRACT
Indonesia is the third country with the highest prevalence in Southeast Asia. One of the obstacles in preventing stunting is the slow monitoring of child growth and development, especially in rural areas. Recording toddlers' growth at the Posyandu takes a long time because it is still manual. Public knowledge about how to prevent stunting in toddlers is still minimal. In addition, the community is less proactive in reporting stunting cases. The process of detecting stunting cases is only based on measurements at the Posyandu, and residents who want to report stunting cases are unaware. It is necessary to build an information system to record toddlers' growth and automatically determine their nutritional status. This information system can be accessed by parents, Puskesmas operators, or other interested parties. The data stored in the information system can be exported to the e-PPGBM system of the Ministry of Health so that operators no longer must enter data manually into e-PPGBM. To make it easier for midwives, measuring toddlers' weight and height uses IoT devices, so midwives do not need to write manuals. The data entry process from measurements by the midwife to the application can be done without an internet signal, and the synchronization process can later be carried out when the midwife is already in a place covered by an internet signal. In addition, it is necessary to educate residents about the dangers of stunting and how to prevent it.

Article Details

How to Cite
Hakim, L., Umam, K., Utomo, A. P., & Raharjo, R. (2022). Penyuluhan Pemanfaatan Sistem Informasi Status Gizi Anak untuk Pendeteksian Kasus Stunting di Puskesmas Kabat Kabupaten Banyuwangi. Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, Dan Humaniora, 2(2), 109-116. https://doi.org/10.29303/darmadiksani.v2i2.1958