Potensi Kurkumin pada Kunyit (Curcuma Longa sp.) dalam Penatalaksanaan Malaria

Penulis

  • Moona Fahira Faculty of Medicine, University of Mataram
  • Muhammad Andre Darmawan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram
  • Muhammad Rivandha Islami Yoga Pratama Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram
  • Muhammad Renaldi Irawan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram
  • Nadia Safira Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram
  • Mahacita Andanalusia Staf Pengajar Farmakologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Mataram, Mataram, Indonesia.

DOI:

https://doi.org/10.29303/lmj.v2i2.2790

Kata Kunci:

malaria, kunyit, kurkumin, farmakologi, obat tradisional

Abstrak

Penyakit malaria adalah salah satu penyakit endemis mematikan di dunia yang ada di beberapa wilayah tropis seperti Asia. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus “Plasmodiumâ€. Parasit tersebut ditularkan melalui gigitan dari nyamuk Anopheles betina. Berbagai obat konvensional anti-malaria seperti klorokuin, sulfadoksin, kina dan artemisinin telah menunjukkan resistensinya, sehingga diperlukan obat alternatif baru. Di Indonesia, beberapa wilayah endemis malaria seperti Jambi dan Maluku menggunakan obat tradisional bahan tanaman kunyit sebagai anti-malaria. Curcuma longa atau kunyit mengandung senyawa kurkumin yang memiliki campuran dari tiga kurkuminoid, yaitu kurkumin (77%), bisdemethoxycurcumin (3%), dan demethoxycurcumin (17%) dan memiliki beberapa target senyawa aktif. Contoh dari target senyawa aktif dari kurkumin yaitu CD36 yang dapat meningkatkan fagositosis eritrosit yang telah terinfeksi parasit dan PfGCN5 yang menginduksi kerusakan pada DNA akibat parasit malaria. Studi in-vitro dan in-vivo dari kurkumin menunjukkan hasil yang positif, pada in-vivo kurkumin sebagai anti-oksidan mengurangi parasitemia darah hingga 80–90%. Berdasarkan studi tersebut kunyit sangat berpotensi dalam tata laksana anti-malaria di masa depan.

Diterbitkan

2023-09-27