Barotrauma Telinga Tengah pada Nelayan Penyelam

  • Dwi Rahmat Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Ni Komang Ayu Trisnayanti Yasa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Eka Arie Yuliyani Staf Pengajar Bagian THT-BKL, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Keywords: Barotrauma, Telinga tengah, Penyelam

Abstract

Latar Belakang: Indonesia sebagai negara kepulauan menjadikan sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan termasuk nelayan penyelam. Risiko tinggi yang dimiliki oleh nelayan penyelam harus menjadi perhatian khusus guna mencegah terjadinya barotrauma telinga. Metode: Penulisan ini menggunakan metode studi literatur yang relevan terkait kejadian barotrauma telinga tengah pada nelayan penyelam. Mesin pencari yang digunakan antara lain NCBI, ProQuest, dan Google Scholar. Secara keseluruhan digunakan sebanyak 21 artikel yang digunakan sebagai referensi dalam penyusunan artikel ini. Isi: Barotrauma telinga tengah merupakan salah satu gangguan pendengaran dengan angka kejadian tinggi yang terjadi saat penyelaman. Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan akibat kegagalan ekualisasi sehingga terjadi ketidakseimbangan antara tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan lingkungan. Terdapat beberapa tanda dan gejala dari barotrauma telinga, diantaranya telinga tersumbat atau terasa penuh, nyeri telinga (otalgia), vertigo, dan gangguan pendengaran. Manajemen barotrauma telinga tengah dilakukan secara konservatif dan tanpa intervensi medis, tetapi apabila didapatkan kasus yang lebih berat dapat dilakukan intervensi yang lebih invasif seperti miringotomi. Kesimpulan: Barotrauma telinga tengah meimiliki angka kejadian tinggi pada nelayan dan penyelam. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat dilakukan pencegahan. Manajemen barotrauma  dapat dilakukan secara konservatif dan invasif sesuai dengan berat ringannya kasus.
Published
2022-04-01