Tradisi Ritual Nede Sebagai Media Meminta Hujan di Makam Embung Puntiq, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah

Main Article Content

Eni Oktaviani
Saipul Hamdi
Nila Kusuma

Abstract

This article examines the construction of the nede ritual tradition at the Embung Puntiq tomb as a medium for asking for rain. The nede ritual is one of the rituals carried out by the people of the Dusun Rentang every year. The tradition of nede ritual has an essential role in helping the people who live around the surrounding Dusun Rentang to convey their vows either in the form of asking for rain, healing from illness, or asking for something else. This study uses qualitative research methods in data collection and analysis. Determination of informants in this study was using purposive sampling. The data collection techniques used observation, interview, and documentation techniques. The collected data were analyzed and interpreted using the social construction theory of Peter L Berger and Thomas Luckman. This study indicates that the history of the emergence of the nede ritual, in general, began with a drought in the community and made the Embung Puntiq tomb a place for the nede ritual. The emergence of the history of the Embung Puntiq tomb stems from the war that occurred during the reign of Datu Pejanggik Raden Mas Panji Meraje Kusume, who was attacked by the Anak Agung Karang Asem, the Balinese kingdom that invaded the West part of Lombok Island. Raden Mas Panji Meraje Kusume fell when he drew his sword until he scratched his little finger and dripped blood on the spot. He then disappeared suddenly, and the place was planted with banana trees as a sign of his grave. The process and stages in implementing the nede ritual include determining the date on the 7th month, cooking offerings, and making other preparations. The nede ritual process starts from saying greetings, going around the tomb three times, reading the tomb's history, reading the sembek prayer, and finally eating together. The reason people still maintain the nede ritual tradition is because their beliefs and knowledge are so attached to God and the beliefs of their ancestors, which must be maintained and preserved from generation to generation.

Article Details

How to Cite
Oktaviani, E., Hamdi, S., & Kusuma, N. (2021). Tradisi Ritual Nede Sebagai Media Meminta Hujan di Makam Embung Puntiq, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Religion, Culture, and State Journal, 1(1), 186–219. Retrieved from https://journal.unram.ac.id/index.php/rcs/article/view/344
Section
Articles
Author Biographies

Saipul Hamdi, Sosiologi UNRAM

Sosiologi department Universitas Mataram

Nila Kusuma, Sosiologi UNRAM

Sosiologi departement Universitas Mataram

References

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdullah, I. (2007). Kontruksi dan Reproduksi Kebudayaan .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anjarwati, Lia. 2018. Upacara Tradisi Tiban (Minta Hujan) Dalam Persfektif Dakwah Studi Kasus Desa Bauh Gunung Sari, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Prasetya, A. L. (2018). Musik Tiban Dalam Ritual Mendatangkan Hujan Di Desa Kerjo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek.Skripsi, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Hikmawati, F. (2017). Metodelogi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.

Hakim, M. N. (2003). Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatisme Agama Dalam Pemikiran Hasan Hanafi.Malang: Bayu Media Publishing.

Hadi, S. (1991). Metodologi Research Jilid 1.Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Jaelani, M. (2016). Pengaruh Bendungan Pandan Dure Terhadap Pendapatan Perekonomian Masyarakat Desa Suwangi Lombok Timur Dalam Perspektif Ekonomi Islam.Skripsi, UIN Mataram.

Karman. (2015). Kontruksi Realitas Sosial Sebagai Gerakan Pemikiran Sebuah Telaah Teoritis Terhadap Kontruksi Realitas Peter L. Berger.Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Vol. 5.(3).

Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martono, N. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta: Rajawali Pers

Miles, M.B & Huberman, A. M. (2006). Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.

Rumahuru, Y.Z. (2018). “Ritual Sebagai Media Kontruksi Identitas: Suatu Perspektif Teoritisiâ€. Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial. Vol. 11(1).

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta .

Sutrisno, H. (1991). Metodologi Researcah Jilid 1. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Suyanto, B. (2007). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group Kencana.

Sugiyono, 2017.Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksporatif, Interpretative, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta

Suryadi, I. (2011). “Peran Media Massa Dalam Membentuk Realitas Sosial.†Jurnal ACADEMICA Fisip Untad. Vol. 3(2).

Sujarwa. (2001). Manusia dan Fenomena Budaya.Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Setiadi, M.E. (2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group Kencana.

Safitri, Z. (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Praktek Ziarah Kubur Pada Makam Ulama Di Samalangka. Skripsi, UIN Ar Ranniry Darussalam Banda Aceh.

Sulaiman, A. (2016). Memahami Teori Kontruksi Sosial Peter L. Berger. Jurnal Society, Volume VI, Nomor 1, Juni 2016.

Tamburaka, A. (2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo

Veralidiana, I. (2010). Implementasi Tradisi Sedekah Bumi Studi Fenomenologi Di Kelurahan Banjar Ejo, Kecamatan Bajo Negoro. Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim.

Wirawan. (2012). Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial,Definisi Sosial & Perilaku Sosial.Jakarta: Prenadamedia Group.

Kemendikbud. (2019). Tetapkan Warisan Budaya Tak benda.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/201908// tahun; 2019 kemendikbud-tetapkan-warisn-budaya-takbenda. (Diakses Pada tanggal 27 November 2020).

BPD. (2017). Luas Wilayah dan Persentase Menurut Kabupaten Kota di Provinsi NTB.

https://ntb.bpd.go.id/statictable/2017/11/13/165/luas-wilayah-dan-persentase-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-nusa=tenggara-barat-2016.html. (Diakses pada tanggal 27 November 2020).

BPPT. (2000). Hujan Buwatan, Tanggulangi Kemarau Berkepanjangan Dan Kebakaran Hutan. https://www. Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT).go.id. (Diakses Pada Tanggal 2 Desember 2020).

DPN. (1983). Kamus Besar Bahasa Indonesia.https://www.arti-makam-dalam-kamus-besar-bahasa-indonesia.go.id.Diakses pada tanggal 30 November).