Toponimi Wisata Alam di Batukliang Utara, Lombok Tengah

Penulis

  • Latifatussolehah Universitas Mataram
  • Saharudin Universitas Mataram
  • Ratna Yulida Ashriany Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/kopula.v7i2.8664

Kata Kunci:

Toponim, Bentuk Satuan Lingual, Makna Semantis, Wisata Alam

Abstrak

Toponimi merupakan kajian tentang asal-usul, makna, dan latar belakang penamaan suatu tempat yang tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, budaya, dan identitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk satuan lingual berupa kata dan frasa serta makna semantis berupa makna referensial dan kultural yang terkandung dalam toponim wisata alam di Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode cakap berupa teknik cakap semuka, metode simak dengan teknik catat rekam, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang akurat dari masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penamaan wisata alam di Kecamatan Batukliang Utara, berdasarkan unsur kebahasaan dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk satuan lingual kata dan frasa. Selain itu, secara makna semantis, dikelompokkan berdasarkan makna referensial dan makna kultural. Sebagian besar makna semantisnya bersifat referensial karena menjadikan aspek geografis sebagai acuan utamanya seperti nama wisata alam Danau Biru dan Goa Walet, sementara sisanya bersifat kultural karena berakar pada legenda, mitologi, dan nilai sosial masyarakat, seperti nama wisata alam Titisan Dewi Anjani dan Bukit Harapan. Dengan demikian, toponim wisata alam di Batukliang Utara mencerminkan keterpaduan antara alam, budaya, dan kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat setempat.

Referensi

Al Qutuby, S., Kholiludin, T., & Salam, A. (2020). Agama Dan Budaya Nusantara Pasca Islamisasi-2020 (E-book). https://vbook.pub/documents/e-book-agama- dan-budaya-nusantara-pasca-islamisasi-2020-poeg6zm7nq2l

Amilia, F., & Anggreani, A.W. (2017). SEMANTIK: Konsep dan Contoh Analisis. Jatim: Madani.

Chaer, A. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, A. (2010). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekasani, K. A., Lestari, D., Paramita, P. D. Y., & Gayatri, I. A. (2024). Semantik Toponimi Penamaan Desa di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 16(1), 113-123.

Fadhilla, A. N., Rahmatia, R., & Ulhaq, S. D. (2023). Kajian Etnolinguistik: Toponimi Nama Jalan di Kelurahan Margasari Tangerang. Jurnal Sastra Indonesia, 12(3), 271-277.

Hariadi, H., Saharudin, S., & Qodri, M. S. (2023). Toponymic Names of Hamlets in Sembalun District, East Lombok. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 9(3), 402- 414.

Humaidi, A., Djawad, A. A., & Safutri, Y. (2021). Bentuk Satuan Kebahasaan dan Makna Toponimi Nama Desa di Wilayah Kabupaten Tabalong. Jurnal Basataka (JBT), 4(1), 30-40.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kurniawan, A. (2023). SEMANTIK. Sumatera Barat: PT Global Eksekutif Teknologi. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Mahsun. (2019). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.

Ed.3, Cet ke-10. Depok: Raja Grafindo Persada.

Mahsun. (2024). Linguistik Antropologi: Pengantar Awal Pada Pemaknaan Budaya dalam Bahasa. Cet ke-1. Depok: Raja Grafindo Persada.

Manalu, S. H., & Ramlan. (2022). Toponimi Desa-Desa di Kecamatan Sirandorung Kabupaten Tapanuli Tengah: Kajian Antropolinguistik. Kompetensi, 15(1), 82- 92.

Nurmala, D. (2022). Toponimi Desa Kelambir Lima: Kajian Antropolinguistik. Journal of Anthropolinguistics, 3(2), 38-42.

Nur, T., & Lukman, F. (2019). Analisis Data Penelitian Bahasa Menggunakan Metode Distribusional. Prosiding Pertemuan Ilmiah Internasional Bahasa Arab XII.

Rahardi, R. K. (2020). Dimensi Semantis Toponimi dalam Perspektif Etnolinguistik: Kajian Nama Tempat di Wilayah Budaya Jawa. Jurnal Linguistik Indonesia, 38(1), 25-37.

Sawaki, Y. W. (2023). Istilah Toponimi Tabui dan Humli Pada Masyarakat Yali di Papua: Sebuah Kajian Semantik dan Pragmatik. Linguistik Indonesia, 41(2), 223-240.

Sibarani, R. (2015). Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kajian Tradisi Lisan. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 1-17.

Sinaga. (2023). Buku Metodologfi Penelitian (Penelitian Kualitatif). Jakarta: UKI Pres Sudana, I. P. (2016). Analisis Toponimi Daerah Wisata di Bali dalam Perspektif

Linguistik Kebudayaan. Jurnal Kajian Bali, 6(1), 85-104.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ulfa, R. (2019). Frasa Endosentris dalam Novel Jilbab Traveler Love Sparks In Korea Karya Asma Nadia. Universitas Muhammadiyah Jember. http://repository. unmuhjember. ac. id/6819.

Uswatun. (2013). Pengertian Satuan Gramatik Atau Satuan Lingual. Uswatun. http://uswatun975.blogspot.com/2013/09/2-pengertian-satuan-gramatik- atau.html

Hidayat, W., Mahsun, Saharudin, Sirulhaq, A. (2025). Toponymic Study of Waterfall Names on Lombok Island.Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 11(1), 270-280. DOI:https://doi.org/10.55637/jr.11.1.11569.270-280

Yordania, B. R., & Fateah, N. (2024). Makna Leksikal, Makna Kultural, dan Kearifan Lokal dalam Leksikon Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2).

Diterbitkan

2025-10-27

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

Toponimi Wisata Alam di Batukliang Utara, Lombok Tengah. (2025). Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pendidikan, 7(2), 678-688. https://doi.org/10.29303/kopula.v7i2.8664

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama