PENGEMBANGAN DESA AKAR-AKAR SEBAGAI DESA SENTRA HORTIKULTURAL BUAH-BUAHAN LAHAN KERING

  • Mariska Sofiana Dewi Universitas Mataram
  • Nova Riana Program Studi Teknik Elektro, Universitas Mataram
  • Galih Yudiarsa Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mataram
  • Putre Anom Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mataram
  • Chairil Rizfi Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mataram
  • Sri Tejowulan Program Studi Ilmu Tanah, Universitas Mataram
Kata Kunci: Desa Sentra, Hortikultural, Desa akar-akar

Abstrak

Desa akar akar sebagian besar merupakan Kawasan lahan kering dengan curah hujan yang baru muncul akhir bulan desember dan bahkan di tahun 2024 hujan pertama muncul pada awal bulan januari dan akan berakhir lebih cepat dari daerah yang lain, dengan demikian daerah ini termasuk daerah kering atau kurang mendapatkan air sehingga permasalahan air merupakan permasalahan yang penting. Kawasan ini sangat cocok untuk tempat tumbuh dan berproduksinya tanaman buah-buahan diantara adalah anggur, kelengkeng, mangga dengan hasil yang berkualitas premium. Budidaya tanaman anggur memiliki keuntungan yang besar jika masyarakat ingin mengelola tanaman tersebut dan tanaman anggur sangat cocok di lahan kering seperti di desa akar-akar dan tidak membutuhkan air yang banyak. Harga dari tanaman anggur cukup tinggi dan memungkinkan terjadinya peningkatan pendapatan secara signifikan. Permasalahan yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan pemetaan potensi desa yang dilaksanakan dalam kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat desa yang dilaksanakan dalam 1 kegiatan. Dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang, kelompok KKN mengupayakan pengadaan sosialisasi terkait cara budidaya tanaman anggur yang baik dan benar serta diadakan sekolah lapang di kebun anggur guna meningkatkan pegetahuan masyarakat. Terdapat beberapa tanaman anggur yang telah dibudidaya di setiap pekarangan rumah warga. Bibit anggur yang dipilih untuk dibudidaya adalah bibit jenis impor, karena bibit impor merupakan salah satu bibit yang akan menghasilkan harga pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan bibit lokal. Program kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara menanam anggur yang benar dan sukses dalam memanen buah anggur. Menanam anggur dapat membantu suatu desa menjadi sejahtera jika masyarakat sudah mengetahui teknik budidaya anggur yang baik dan benar serta potensi anggur sebagai bisnis yang menguntungkan.

Referensi

Amalia, D. R., Andrini, A., & Saptadi, D. (2019). Toleransi Beberapa Varietas Anggur (Vitis Spp.) Terhadap Cekaman Kekeringan. In PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science (Vol. 4, Issue 2). https://doi.org/10.21776/ub.jpt.2019.004.2.4
Herlambang, S., Yudhiantoro, D., & Adventri Wibowo, A. W. (2021). BIOCHAR UNTUK BUDIDAYA ANGGUR.
Hermanto, M. (n.d.). Muh Hermanto adalah staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Ponorogo 70.
Pemerintah NTB. (2020). Keputusan Gubernur Nusa Tenggara tentang Upah Minimum Kabupaten Lombok Utara Tahun 2020. Encyclopedia of Personality and Individual Differences, 1589–1589. https://doi.org/10.1007/978-3-319-24612-3_300977
Siregar, A. F., Salsabila, S., & Tanjung, A. F. (2020). Analisis Jumlah Penawaran dan Nilai Jual Buah Lokal dan Impor di Pasar Tradisional Kota Medan. In Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan (Vol. 7, Issue 2, pp. 88–99). https://doi.org/10.33084/daun.v7i2.2001
Diterbitkan
2024-06-11