TESTING OF PHYSICAL, CHEMICAL AND BIOLOGICAL PARAMETERS ON SEAWATER LOBSTER CULTIVATION IN EKAS BEACH, EAST LOMBOK REGENCY
DOI:
https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v2i2.1411Kata Kunci:
Lobster, In Situ, Kualitas AirAbstrak
Lobster merupakan salah satu biota laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta menjadi salah satu biota yang dapat dikembangkan melalui proses budidaya. Perairan Teluk Ekas memiliki potensi sumber daya laut yang dapat dijadikan sebagai tempat budidaya Lobster. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui kualitas air dengan parmeter fisika, kimia dan biologi untuk budidaya lobster di pantai ekas Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2022, bertempat di perairan Teluk Ekas dan Laboratorium Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Sekotong Barat Kabupaten Lombok Barat. Pengamatan penelitian dilaksanakan secara in situ untuk mengamati kualitas air, serta mengambil sampel dengan metode random sampling sebanyak 8 titik yang selanjutnya dilakukan pengamatan kandungan nitrat, nitrit serta plankton di Laboratorium. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif dengan cara membandingkan data tersebut dengan baku mutu dan kondisi ideal untuk pengembangan budidaya lobster air laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan di Teluk Ekas secara umum berada pada kondisi yang ideal untuk dijadikan sebagai tempat budidaya Lobster berdasarkan standar baku mutu kelayakan kualitas air untuk budidaya lobster. Wilayah perairan yang sangat layak untuk dijadikan sebagai tempat budidaya Lobster berdasarkan standar baku mutu kelayakan kualitas air adalah wilayah KJA 1, KJA 2, KJA 3 serta wilayah Lamun. Spesies plankton yang ditemukan terdiri dari Amphisolenia sp., Coscinadiscus sp., Nitzchia sp., Moina sp., Planktoniella sp., Oithona sp., Synedra sp. dan Navicula sp.
Referensi
Asriyana, & Yuliana. (2012). Produktivitas Perairan. Jakarta (ID) : PT Bumi Aksara.
Chou, R., & Lee, H. B. (2008). Commercial Marine Fish Farming in Singapore. Journal of Aquaculture Research, 28(10), 767–776. https://doi.org/https://doi.org/10.1046/j.1365-2109.1997.00941.x.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
FAO. (1989). Food and Agricultural Organization. Site Selection Criteria for Marine Finfish Netcage Culture in Asia. Rome FAO. P 16.
Hart, G. (2009). Assessing the South-East Asian Tropical Lobster Supply and Major Market Demands. ACIAR Final Report. ACIAR Canberra.
Kalih. (2016). Keragaman Serta Distribusi Lobster Anggota Paniluridae dan Scyllaridae di Perairan Pantai Pulau Lombok. Jurnal Oseanografi, 2(2), 180–192.
Kordi, K., & Ghufran, H. (2010). Budidaya Perairan Buku Kedua. Yogyakarta (ID) : Citra Aditya.
Lubis, N. S., Siregar, S. H., & Nurrachmi, I. (2019). Struktur Komunitas Fitoplankton Berpotensi Sebagai Harmful Algal Bloom (HAB) Di Perairan Kota Pariaman Berbeda [skripsi]. Pekanbaru: Universitas Riau.
Rostika, R. (2020). Pentingnya Penentuan Lokasi Budidaya Lobster, Investor Wajib Tahu! http://perikanan.psdku.unpad.ac.id/ . [23 Mei 2022].
Roy. (2019). Hydro-Informatics Engineering (Ce) Water Quality Analysis: an Introduction. International Research Journal of Engineering and Technology, 6(1), 201–205.
Saparinto, & Cahyo. (2014). 33 Bisnis Perikanan dengan Penghasilan Jutaan Rupiah Perbulan. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
Stark, J., Hanson, P., Goldstein, R., Fallon, J., & Fang, A. (2000). Water Quality in the Upper Mississippi River Basin, Minnesota, Wisconsin, South Dakota, Iowa, and North Dakota. United States : USGD.
WHO. (2004). Guidelines for Drinking Water Quality. WHO. WHO: Geneva.
WWF. (2015). Perikanan Lobster Laut: Panduan Penangkapan dan Penanganan. Jakarta Selatan (ID) : WWF Indonesia.
Yogaswara, G., Elis, I., & Setiyono, H. (2016). Pola Arus Permukaan di Perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada Musim Peralihan (Maret-Mei). Jurnal Oseanografi, 5(2), 227–233.