Penamaan Titik Akupunktur yang Tidak Sesuai dengan Kaidah Nomenklatur WHO pada Penelitian 5 Tahun Terakhir

Penulis

  • Antonius Hapindra Kasim Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • Wijayani Mardiana Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • Suci Sekarini Martayoga Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • Yossie Faudina Putri Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • Emilia Puspitasari Winarno Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • Nike Estu Renaning Tyas Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • Hasan Mihardja Dokter Spesialis Akupunktur, KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Akupunktur Medik, Kedokteran Okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v11i2.4684

Kata Kunci:

akupuntur, acupoint, randomized controlled trial

Abstrak

Latar belakang : Akupunktur merupakan terapi pengobatan yang telah digunakan sejak 2500 tahun lalu dan kini telah digunakan luas di berbagai belahan dunia termasuk Eropa dan Amerika. Perbedaan bahasa dan dialek yang digunakan dalam penamaan titik akupunkur seringkali menyebabkan kesulitan bahkan kesalahpahaman dalam pertukaran informasi mengenai akupunktur. Oleh karena itu pada tahun 1984 WHO menertbitkan “standar acupuncture nomenclature†sebagai sistem penamaan dan penulisan titik akupunktur standar di seluruh dunia. Namun pada prakteknya masih cukup sering ditemui publikasi ilmiah akupunktur yang menuliskan titik akupunktur tidak sesuai sistem nomenklatur WHO.Tujuan : mengetahui jumlah publikasi ilmiah yang menuliskan titik akupunktur tidak sesuai sistem nomenklatur WHO, dan bentuk-bentuk/variasi ketidaksesuaian yang umum terjadi.Metode : pencarian literatur menggunakan 1 database yaitu Pubmed, dengan menggunakan kata kunci “acupunctureâ€, “acupointâ€, dan “randomized controlled trialâ€. Publikasi ilmiah yang sesuai dengan kriteria inklusi ditelaah penulisan titik akupunkturnya bila sudah menggunakan kaidah yang sesuai dengan WHO, yang tidak sesuai dicatat dalam tabel dibagian hasil.Hasil : dari 1868 publikasi ilmiah yang ditemukan, terdapat 983 artikel yang ditelaah, dan ditemukan 663 (67.44%) publikasi ilmiah yang penulisan titik akupunktur telah sesuai dengan standar nomenklatur WHO, dan terdapat 320 (32.55%) publikasi yang tidak sesuai dengan standar nomenklatur WHO. Dari 320 publikasi yang tidak sesuai tersebut, terdapat beberapa bentuk ketidaksesuaian yang paling sering ditemukan, antara lain: kode numerik tidak sesuai kode WHO, diantara kode alfabet dan kode numerik terdapat tanda spasi, atau diberi tanda strip (-), dan kombinasi lebih dari satu bentuk penulisan yang tidak sesuai.Kesimpulan : masih cukup banyak peneliti/praktisi akupunktur di dunia yang belum memahami dan/atau menerapkan penulisan titik akupunktur menurut sistem nomenklatur WHO.

Diterbitkan

2022-06-30