BUDIDAYA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA MEDIA RECIRCULATING AQUACULTURE SYSTEM (RAS) DAN SISTEM AERASI

BUDIDAYA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA MEDIA RECIRCULATING AQUACULTURE SYSTEM (RAS) DAN SISTEM AERASI

Penulis

  • Yuliana Asri Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
  • Septiana Dwiyanti Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
  • Laily Fitriani Mulyani Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Kata Kunci:

Aerasi, Amoniak, Ikan Nila, RAS.

Abstrak

Ikan nila sebagai ikan konsumsi yang memilki nilai ekonomis tinggi menjadi salah satu alasan pembudidaya untuk menjadikan ikan nila sebagai pilihan komoditi perikanan yang terus dikembangkan teknologi budidayanya. Metode budidaya ikan nila dengan sistem air mengalir menjadi salah satu pilihan pada sebagian besar kegiatan budidaya ikan nila di Indonesia, namun metode tersebut memiliki kekurangan yaitu penggunaan air dengan volume banyak dan terus menerus. Selain itu dampak yang ditimbulkan ke lingkungan juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan. Buangan sisa pakan dan feses yang menyatu dengan air yang keluar dari outlet kolam pemeliharaan dapat membahayakan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut pengembangan teknologi budidaya ikan nila terus dilakukan salah satunya adalah dengan pemeliharaan sistem Recirculating Aquaculture System dan aerasi. Penggunaan kedua teknologi budidaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air dan mengurangi penggunaan air berlebih serta mengurangi dampak lingkungan pada kegiatan budidaya ikan nila. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan membandingkan kedua sistem yaitu RAS dan aerasi, pemeliharaan dilkukan selama 20 hari dengan menggunakan benih ikan nila berukuran 5 – 6 cm. Analisis data hasil kualitas air dan pertumbuhan dilakukan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa nilai amoniak pada budidaya sistem RAS memberikan nilai sebesar 0,08 mg/L (kisaran optimal budidaya ikan nila). Sedangkan pada sistem aerasi memberikan nilai yang melebihi ambang batas nilai optimal kadar ammonia dalam kegiatan budidaya yaitu 1,6 mg/L. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan benih ikan nila dengan sistem RAS mampu menstabilkan dan mengurangi nilai amoniak di media budidadaya dibandingkan dengan sistem aerasi.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-30

Cara Mengutip

Asri, Y., Septiana Dwiyanti, & Laily Fitriani Mulyani. (2025). BUDIDAYA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA MEDIA RECIRCULATING AQUACULTURE SYSTEM (RAS) DAN SISTEM AERASI: BUDIDAYA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA MEDIA RECIRCULATING AQUACULTURE SYSTEM (RAS) DAN SISTEM AERASI. Journal of Fish Nutrition, 5(1), 99–105. Diambil dari https://journal.unram.ac.id/index.php/jfn/article/view/7577