Manifestasi Kelainan Kulit dan Penyakit Menular Seksual Pada Pasien HIV/AIDS di Poli VCT RSUD Provinsi NTB Periode Januari 2023 – Juni 2024

Penulis

  • I Wayan Hendrawan Departemen Dermatologi, Venereologi, dan Estetika RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, Indonesia
  • I Gusti Agung Ayu Ratna Medikawati Departemen Dermatologi, Venereologi, dan Estetika RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, Indonesia
  • Ayundha Rizky Lestary Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
  • Nabila Indah Shofiyanti Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Mataram, Mataram, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29303/lmj.v4i2.6016

Kata Kunci:

HIV/AIDS, kelainan kulit, penyakit menular seksual, sifilis

Abstrak

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan masalah besar yang mengancam penduduk di seluruh dunia. Sejak pertama kali di temukan di Indonesia pada tahun 1987 penyakit menular ini terus meningkat dengan jumlah kumulatif sampai dengan tahun 2022 sebanyak 1,3 juta kasus baru HIV dilaporkan di seluruh dunia dan terdapat 39.9 juta orang yang mengidap AIDS pada tahun 2023. Penularan HIV terjadi dalam berbagai cara, baik melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik yang sama secara bergilir pada pengguna narkotika, transfusi komponen darah, hingga penularan dari ibu yang positif HIV kepada bayi yang dilahirkannya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manifestasi kelainan kulit dan penyakit menular seksual pada pasien HIV/AIDS di poli VCT RSUD Provinsi NTB selama periode Januari 2023 – Juni 2024. Penelitian deskriptif retrospektif ini menggunakan data rekam medis dari 321 pasien HIV/AIDS. Hasil menunjukkan bahwa kelompok umur 24-44 tahun (61,9%) dan jenis kelamin laki-laki (74,5%) mendominasi kasus HIV/AIDS. Kandidiasis oral menjadi kelainan kulit terbanyak (26,8%), diikuti oleh dermatitis (3,4%). Pada penyakit menular seksual, sifilis (4%) dan kondiloma akuminata (1,9%) merupakan kasus terbanyak. Infeksi oportunistik yang dominan adalah tuberkulosis (19,9%). Pemeriksaan CD4 dilakukan oleh 32,7% pasien, dengan sebagian besar memiliki CD4 <100 sel/µL. Penelitian ini menggarisbawahi tingginya prevalensi kelainan kulit dan penyakit menular seksual pada pasien HIV/AIDS, menunjukkan perlunya deteksi dini dan tata laksana komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.   Keywords: HIV/AIDS, kelainan kulit, penyakit menular seksual, kandidiasis oral, sifilis

Diterbitkan

2025-05-31