Respon Kultural Pemuda Terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Mandalika Di Desa Kuta Lombok Tengah

Isi Artikel Utama

Nurul Haromain
Lalu Wiresapta Karyadi
Maya Atri Komalasari

Abstrak

Pengembangan Kawasan Kuta Mandalika merupakan salah satu bentuk perkembangan pariwisata yang ditandai dengan munculnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Grand prix Moto Gp tahun 2021. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu bentuk kebijakan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, meskipun begitu dampak pariwisata akan selalu muncul dalam segi kehidupan sosial masyarakat khususnya pada Pemuda di Desa Kuta Lombok Tengah. Pemuda asli menjadi objek kajian peneliti karena memiliki peran besar dalam memberikan pengaruh kondisi sosial desa di masa depan. Oleh karena itu penelitian ini betujuan untuk mengungkap dan menjelaskan respon kultural pemuda terhadap pengembangan Kawasan Wisata Mandalika di Desa Kuta. Metode Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diambil melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Respon kultural pemuda terhadap pengembangan kawasan Wisata Kuta Mandalika di Desa Kuta Lombok Tengah masih kuat denga indikator bahwa pemuda masih kuat dalam melaksanakan adat budaya dan sistem kepercayaan serta kebiasaannya meskipun pada pariwisata tetap berdampak pada pemuda terutama pada intensitas pertemuan ketika ada kegiatan-kegiatan kebersamaan. Selain itu juga orientasi budaya pada pemuda menunjukan pemuda sudah berpikir rasional.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Haromain, N., Karyadi, L. W., & Komalasari, M. A. (2021). Respon Kultural Pemuda Terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Mandalika Di Desa Kuta Lombok Tengah. Religion, Culture, and State Journal, 1(1), 220–240. Diambil dari https://journal.unram.ac.id/index.php/rcs/article/view/358
Bagian
Articles

Referensi

Hidayatullah, Muhammad Nur 2017. Respon masyarakat Pemuda Islam terhadap program Broadband Learning Center (BLC) di Surabaya: studi kasus BLC Menanggal. http://digilib.uinsby.ac.id/31321/3/Muhammad%20Nur%20Hidayatullah_F520915025.pdf. Diakses pada 16 Oktober 2019
Koentjaraningrat. 1996. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial . Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012
Merton, Robert K. 1968. Manifes And Latent Function dalam R.K. Merton Sosial Theory And Sosial Structure. New York: free press
Moleong, Lexi J. 2010. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosada Karya. Bandung
Mukhlis, 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. USU press, Medan
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan pasal 1 ayat 1 tentang kepemudaan. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 148. Sekretariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Ranjabar, Jacobus. 2008. Perubahan Sosial Dalam Teori Makro. Bandung. Alfabeta
Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern (Edisi Ketujuh). Jakarta : Prenadamedia Group.
Ritzer, George. 2007. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berpradigma Ganda. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia . Yogya: PT. Tiara Wacana.
Soekanto, Soerjono, 2009. Sosiologi suatu pengantar. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metode Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS
Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta. Pradnya paramitha
Yoeti, Oka. 1996. Pengantar IlmuPariwisata. Angkasa, Bandung