LIFE CYCLE ASSESMENT BUDIDAYA UDANG SISTEM MILLENIAL SHRIMP FARMING DI KAWASAN TAMBAK BBPBAP JEPARA

Penulis

Iwan Sumantri , Fuad Muhammad , Jafron Wasiq Hidayat , M. Arief Rahman Halim

DOI:

10.29303/jppi.v3i1.2059

Diterbitkan:

2023-02-28

Terbitan:

Vol 3 No 1 (2023): Indonesian Journal of Fisheries Community Empowerment

Kata Kunci:

Akuakultur, LCA, Komoditas

Articles

Cara Mengutip

Sumantri, I., Muhammad, F. ., Hidayat, J. W. ., & Halim, M. A. R. . (2023). LIFE CYCLE ASSESMENT BUDIDAYA UDANG SISTEM MILLENIAL SHRIMP FARMING DI KAWASAN TAMBAK BBPBAP JEPARA. Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia, 3(1), 179–192. https://doi.org/10.29303/jppi.v3i1.2059

Abstrak

Dengan meningkatnya populasi global, menyediakan makanan yang cukup untuk memenuhi permintaan yang meningkat telah menjadi tantangan besar bagi sektor-sektor penghasil makanan. Udang adalah komoditas unggulan di Indonesia, dan produksinya memainkan peran penting dalam industri akuakultur. Namun budidaya udang menyebabkan berbagai jenis pencemaran yang merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati perairan, dampak terkait harus dimitigasi untuk menjamin keberlanjutan produksi udang. BBPBAP Jepara sebagai intitusi pengembang dan pengkaji teknologi akualkultur melakukan kajian lingkungan terhadap teknologi yang sedang dikembangkan. Studi ini melakukan life cycle assessment (LCA) pada budidaya udang system Milenila Shrimps Farming di kawasan Tambak BBPBAB Jepara. Dampak lingkungan titik tengah termasuk potensi pengasaman (AP), potensi eutrofikasi (EP) dan potensi pemanasan global (GWP) ditentukan. Produksi pakan diidentifikasi sebagai kontributor utama AP dan GWP untuk system MSF, terlepas dari formula pakan. Sementara kinerja lingkungan dari produksi pakan sangat bergantung pada rasio konversi pakan, bahan pakan merupakan faktor penentu lain di mana sumber protein hewani, termasuk produk sampingan unggas dan tepung ikan, menunjukkan kontribusi yang tinggi terhadap AP dan GWP. Penggunaan pakan udang adalah komponen penyumbang terbesar dari ketiga dampak tersebut, terutama dengan EP tertinggi. Pakan merupakan sumber potensi dampak tertiggi karena bahan yang digunakan memiliki komponen tepung ikan yang merupakan hasil eksploitasi laut yang selama ini cukup besar. Selain itu komponen pakan yang lain adalah bahan-bahan hasil pertanian dari import negara lain yang dibudidayakan secara intensif salah stunya adalah bahan baku kedelai dan gandum yang dalam system budidayanya masih menggunakan bahan kimia dan pupuk secara intensif.

Biografi Penulis

Iwan Sumantri, a:1:{s:5:"en_US";s:22:"Universitas Diponegoro";}