Study of Phytoplankton Abundance in Waters of Baruta Analalaki Village, Sangia Wambulu District, Central Buton District

Authors

Abdul Hadi Bone , Ismail Failu , L. M. Junaidin Sirza

DOI:

10.29303/mediaakuakultur.v3i1.2104

Published:

2023-02-14

Issue:

Vol. 3 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Aquaculture Medium

Keywords:

Phytoplankton, Abundance, Water Quailty, Pearson Correlation Test

Articles

How to Cite

Bone, A. H., Failu, I., & Sirza, L. M. J. (2023). Study of Phytoplankton Abundance in Waters of Baruta Analalaki Village, Sangia Wambulu District, Central Buton District. Indonesian Journal of Aquaculture Medium, 3(1), 1–12. https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v3i1.2104

Abstract

Fitoplankton adalah salah satu mikroorganisme autotrof yang perperan penting dalam mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik yang hidup melayang di permukaan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi fitoplankton di Perairan Desa Baruta Analalaki, Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2022. Alat yang digunakan yaitu Seichidisk, Termometer, Refraktometer, dan Planktonnet. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel air yang diambil dari lokasi dan sudah ditentukan pada saat pagi, siang, dan sore hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive random sampling, yaitu Metode yang digunakan untuk memudahkan peneliti dalam menentukan lokasi sampling sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti (Hadi, 2004). Hasil penelitian Menunjukkan bahwa ditemukan tiga kelas fitoplankton yaitu dari kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, dan Dinophyceae. Dari ketiga kelas tersebut yang paling banyak ditemukan dari kelas Bacillariophyceae. Tingkat kelimpahan fitoplankton tergolong cukup subur yakni terjadi pada siang hari pada jam 12.00-14.00 ditemukan 968-1120 jenis, sedangkan pada pagi dan sore hari justru kelimpahan fitoplankton tergolong sedang. Indeks keanekaragaman rata-rata masuk kategori sedang, namun pada jam 14.00 ditemukan indeks keanekaragaman tinggi yaitu 3,05. Selanjutnya indeks keseragaman menunjukkan kategori rendah. Hal ini disebabkan karena adanya persaingan ruang dan makanan antar jenis fitoplankton. Dominansi pun tergolong rendah artinya tidak ada spesies yang mendominasi. Uji korelasi Pearson antara kelimpahan fitoplankton dan parameter kualitas air memiliki kaitan yang sangat kuat dengan nilai r = 0,715 (kecerahan), dan r = 0,526 (suhu). Analisis regresi memiliki persamaan Y = 1761+183X1+126X2. Hasil tersebut menunjukkan koefisien perbandingan kecerahan dan suhu bernilai positif yang artinya jika terjadi peningkatan sebesar 1 cm maka tingkat kelimpahan fitoplankton akan naik sebesar 183 atau 126 dengan asumsi parameter lainnya konstan. Berdasarkan hasil tersebut, nilai kecerahan dan suhu yang tinggi menunjukkan kelimpahan fitoplankton juga tinggi di Perairan Desa Baruta Analalaki.

References

Basmi, J. (1999). Planktonolgi: bioekologi plankton algae. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Cahyaningtyas, I., Hutabarat, S., & Soedarsono, P. (2013). Studi analisa plankton untuk menentukan tingkat pencemaran di muara Sungai Babon Semarang. Management of Aquatic Resources Journal, 2(3), 74-84.

Fitriadi, R., Murti Pratiwi, N.T., & Kurnia, R. (2021). Komunitas Fitoplankton dan Konsentrasi Nutrien di Waduk Jatigede. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 26, (1), 143-150.

Hadiningrum, V. D. (2018). Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Perairan Laguna Pengklik, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Prodi Biologi, 7(3), 165-178.

Harrison, P., Furuya, K., Glibert, P., Xu, J., Liu, H., Yin, K., Lee, J., Anderson, D., Gowen, R., & Al-Azri, A. (2011). Geographical distribution of red and green Noctiluca scintillans. Chinese Journal Oceanologi Limnologi, 29(4), 807-831.

Khasanah, R. I., Sartimbul, A., Herawati, E. Y., Veteran, J., & Veteran, J. (2013). Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan Selat Bali. Ilmu Kelautan, 18(4), 193-202.

Mattjik, A. A., & Sumertajaya, I. M. (2011). Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan SAS. Bogor (ID): IPB Press.

Evita, I. N. M., Hariyati, R., & Hidayat, J. W. (2021). Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Air di Perairan Pantai Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Jurnal Bioma, 23 (1), 25-32.

Nontji, A. (2006). Plankton. Jakarta (ID): Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Odum, R. D. (1971). Fundamentals of ecology. 3rd Ed. W. B Saounders Co. Philadelphia.

Pratama, B. B., Hasan, Z., & Hamdani, H. (2012). Pola migrasi vertical diural plankton di Pantai Santolo Kabupaten Garut. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(1), 81-89.

Prescott, G. W. (1970). How to Know The Freshwater Algae Third Edition. America (US): Wm. C. Brown Company Publisher.

Sukardi, L. D. A., & Arisandi, A. (2020). Analisa Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Bangkalan Madura. Juvenil, 1(1), 111-121. https://doi.org/10.21107/juvenil.v1i1.6869

Usman, H., & Akbar, P. S. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Walpole, R. E. (1993). Pengantar Statistika. Ed ke-3. Bambang Soemantri, penerjemah. Jakarta (ID): PT Gramedia.

Wijayanti. (2011). Keragaman jenis plankton pada tempat yang berbeda kondisi lingkungannya di Rawa Pening, Kabupaten Semarang. [skripsi]. Semarang (ID): IKIP PGRI Semarang.

Author Biographies

Abdul Hadi Bone, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan Universitas Muhammadiyah Buton

Ismail Failu, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan Universitas Muhammadiyah Buton

L. M. Junaidin Sirza, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Universitas Muhammadiyah Buton