POTENSI OMEGA-3 BULU BABI (SEA URCHIN) DALAM KONTROL PROGRESIVITAS DEMENSIA ALZHEIMER

Penulis

  • Arina Windri Rivarti Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
  • Fitriannisa Faradina Zubaedi Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
  • Herpan Syafi'i Harahap Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
  • Nurhidayati Nurhidayati Departemen Farmakologi, Fakultas kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
  • Legis Ocktaviana Saputri Departemen Farmakologi, Fakultas kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v11i4.4751

Kata Kunci:

bulu babi, DHA, omega-3, demensia

Abstrak

Dengan semakin tingginya prevalensi demensia Alzheimer dan kurang efektifnya obat-obat yang ada saat ini dalam menghambat progresivitas penyakit tersebut, maka upaya investigasi kandidat obat baru akan terus berlanjut. Asam lemak omega-3, terutama docosahexaenoic acid (DHA), merupakan senyawa yang dapat dijadikan kandidat obat untuk tujuan tersebut. Berbagai bukti ilmiah, baik dari studi epidemiologik maupun uji preklinik pada hewan coba menunjukkan potensi senyawa tersebut dalam mempertahankan fungsi kognitif dan menghambat progresivitaspenyakit demensia Alzheimer melalui berbagai mekanisme, antara lain antiinflamasi, anti-amiloidogenik, dan neuroplastisitas otak. Senyawa tersebut terkandung pada berbagai organisme laut, termasuk pada bulu babi (sea urchin). Mengingat ketersediaan biota laut ini sangat luas di pesisir pantai dan kemampuannya dalam biosintesis asam lemak omega-3, maka biota laut ini dapat dipertimbangkan sebagai sumber utama omega-3 dalam pengembangan omega- 3 sebagai obat untuk proteksi fungsi kognitif pada penyakit demensia Alzheimer.

Diterbitkan

2022-12-30