The Relationship between Breastfeeding Patterns and Stunting Incidents in Children Aged 6-23 Months in the Working Area of the Pagesangan Community Health Center, Mataram City

  • Eka Adithia Pratiwi STIKES YARSI Mataram, Indonesia
  • Fitri Romadonika STIKES YARSI Mataram, Indonesia
  • Syamdarniati Syamdarniati STIKES YARSI Mataram, Indonesia
  • Dian Istiana STIKES YARSI Mataram, Indonesia
  • Ririn Cahya Ningrum STIKES YARSI Mataram, Indonesia

Abstrak

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada usia balita (bayi di bawah lima tahun) dikarenakan gizi kurang kronis yang mengakibatkan tinggi badan anak terlihat pendek diusianya. Tidak seimbangny makanan yang dikonsumsi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting. Tidak seimbangannya asupan makanan termasuk di dalam tidak diberikannya ASI (Air Susu Ibu) selama 6 bulan. Pemberian ASI dapat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi karena dapat dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi. Pola asuh pemberian ASI yang meliputi IMD, kolostrum, prelakteal, ASI ekslusif beserta frekuensinya, dan waktu pemberian MP-ASI. Salah satu usaha pencegahan terjadinya stunting adalah memberikan pelayanan pada ibu menyusui. Tujuan mengetahui hubungan pola asuh pemberian ASI terhadap kejadian stuting pada anak usia 6-23 bulan. Metode Penelitian penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling, dengan besar sampel sejumlah 61 orang. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner pada setiap variabel. Uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spearman Rank. Hasil penelitian didapatkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,325 dan p value = 0,010 < α = 0,05 artinya terdapat hubungan signifikan pola asuh pemberian ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan dengan keeratan hubungan yang lemah dan hubungan bersifat positif. Dianjurkan untuk memberikan ASI Ekslusif minimal sampai dengan usia bayi 6 bulan.
Diterbitkan
2023-12-31