Deskripsi Jenis Tindakan Operasi Pasien Bencana Gempa Bumi Lombok di RSUDProvinsi NTB Tahun 2018

Penulis

  • Audi Hidayatullah
  • Hannah Namira
  • Muh Fawwaz Kamal

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v8i3.4559

Kata Kunci:

gempa bumi, trauma, tindakan operasi, Lombok, fraktur

Abstrak

Latar Belakang:Setelah gempa bumi terjadi, infrastruktur medis lokal sering mengalami kerusakan atau hancur.Perencanaan, alokasi sumber daya yang efisien, dan pemahaman tentang jeniscedera yang mungkin terjadi ditemui. Ahli bedah ortopedi memiliki peran penting dalam menyediakan perawatan korban gempa. Fraktur tulang panjang, cedera jaringan lunak, cedera/fraktur ekstremitasbiasanya dapat bertahan dengan perawatan yang tepat. Oleh karena itu setelah gempa bumi sangat penting untuk mengetahui jenis operasi atau tindakan yang sering dibutuhkan dalam menangani cedera setelah gempa bumi khususnya dalam bidang orthopedi.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien korban terdampak bencana gempa bumi Lombok. Besar sampel ditentukan dengan metode consecutive sampling. Sampel adalah pasien korban terdampak bencana gempa bumi Lombok pada tahun 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dalam data Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018. Sampel penelitian ini sebanyak 199 sampel.Hasil:Pada penelitian ini, terdapat 199 pasien dengan rasio perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan sebanyak 49.2% dan 50.8%. Jenis tindakan operatif terbanyak adalah debridement34.2%, ORIF 31.2%, craniotomy 13.1%, laparotomy 6,5%, debridemen dan ORIF 0.5%, WSD 2%,laminectomy 5%, skin graft dan OREF masing-masing 1%, amputasi, burrhole dan rekonstruksi maxilla0,5%. Klasifikasi trauma tertinggi ialah trauma akibat fraktur 67.8, trauma kepala dan intracranial14.7%, trauma thorax, abdomen dan pelvis 8.5%,crush injurydanskin loss1%, trauma lainnya 7%.Kesimpulan :Variasi trauma cedera dan tindakan operatif akibat gempa Lombok membutuhkan tenaga medis khususnya ahli orthopedi untuk menangani kasus trauma yang tepat

Diterbitkan

2019-12-31