Uji Aktivitas Antijamur Kombinasi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dan Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Jamur Trichophyton sp. Penyebab Tinea Kruris
DOI:
https://doi.org/10.29303/jk.v13i2.4500Kata Kunci:
Tinea cruris, Trichophyton sp, antifungalAbstrak
Abstract: Tinea Kruris merupakan dermatofitosis yang ditemukan pada kulit daerah sela paha, genitalia, daerah pubis, perineal, dan perianal. Tinea kruris disebabkan oleh jamur dermatofita seperti Tricophyton rubrum, Epidermophyton floccosum, Trichopyton mentagrophytes, dsb. Pengobatan tinea kruris saat ini banyak menggunakan obat – obatan sintetis baik oral maupun topikal. Namun, penggunaan obat sintetis menimbulkan banyak kerugian seperti resistensi. Untuk itu, diperlukan alternatif pengobatan dengan aktivitas antijamur yang lebih baik. Lidah buaya dan kulit jeruk nipis diketahui memiliki berbagai senyawa metabolit sekunder yang memiliki sifat antifungi dengan mengganggu aktifitas sel jamur. Oleh karena itu, peneliti ingin menguji apakah kombinasi lidah buaya dan kulit jeruk nipis mampu menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton sp. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental yang dilakukan dengan menghitung diameter zona hambat ekstrak lidah buaya dan kulit jeruk nipis. Penelitian ini meliputi proses pengambilan sampel jamur dari pasien, purifikasi jamur, ekstraksi lidah buaya dan kulit jeruk nipis menggunakan metode maserasi, uji enzim proteolitik dan keratinolitik pada jamur, dan uji aktivitas antifungi dengan metode difusi cakram. Analisis dilakukan secara statistik menggunakan uji one way ANOVA dengan signifikansi p=0,05. Hasil analisis one way ANOVA yang menunjukkan bahwa larutan ekstrak kombinasi lidah buaya dan kulit jeruk nipis konsentrasi 100% memiliki perbedaan yang signifikan terhadap ekstrak konsentrasi 75% dan 50% dalam menghambat pertumbuhan jamur Tricophyton sp. (p<0,05) Keywords: Tinea kruris, Tricophyton sp., antijamurUnduhan
Diterbitkan
2024-06-28
Terbitan
Bagian
Articles