Aspek Patofisiologi Meningitis Tuberkulosis dan Tuberkuloma

  • Putu Wika Pramesti Iswari Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia
  • Ni Putu Visty Widhiani Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia
  • Shalsa Damai Akelba Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia
  • Tri Sastra Pradhini Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia
  • Herpan Syafii Harahap Staff Pengajar Departemen Neurologi Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia.
  • Stephanie Elizabeth Gunawan Staff Pengajar Departemen Neurologi Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia.
  • Safat Wahyudi Staff Pengajar Departemen Neurologi Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia.

Abstrak

Tuberkulosis (TB) hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius dengan tingkat mortalitas yang tinggi meskipun untuk penyebarannya dapat dicegah. TB dapat menimbulkan komplikasi lain salah satunya adalah meningitis TB. Mekanisme penyebaran bakteri TB melalui pembuluh darah ke organ lain dipengaruhi oleh sistem imun. Bakteri TB menggunakan mekanisme “trojan horse” untuk masuk ke blood brain barrier (BBB). Pada sistem saraf pusat, terdapat aktivitas imun yang akan melawan bakteri TB dan membentuk tuberkuloma atau rich foci. Apabila rich foci ini ruptur, bakteri TB akan dilepaskan ke ruang subarachnoid atau sistem ventrikel menyebabkan terjadinya meningitis TB.   
Diterbitkan
2023-09-30