Analisis Hubungan Ukuran Antropometri dengan Kejadian Nyeri Lutut pada Petani desa Jenggawah Kabupaten Jember
DOI:
https://doi.org/10.29303/jk.v12i3.4445Kata Kunci:
osteoartritis, obesitas, BMIAbstrak
Nyeri lutut merupakan keluhan yang banyak dialami oleh petani. Salah satu faktor risiko nyeri lutut pada petani adalah pembebanan sendi dan postur kerja. Namun demikian, beberapa penelitian membuktikan adanya kenaikan jumlah petani yang mengalami obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko lain yang juga memengaruhi terjadinya nyeri lutut. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik petani desa Jenggawah yang mengalami keluhan nyeri lutut, yaitu usia, jenis kelamin, BMI, dan lingkar perut, serta mengetahui hubungan antara ukuran antopometri dengan kejadian nyeri lutut pada petani desa Jenggawah. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 70 petani yang dipilih secara purposive: 35 merupakan kelompok nyeri lutut, 35 merupaan kelompok tidak nyeri lutut. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara sedangkan data antropometri dilakukan berdasarkan standar NIHR 2015. Penelitian dilakukan di Desa Jenggawah, kabupaten Jember. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Spearman untuk menilai hubungan antara variabel nominal-ordinal, dan koefisien kontingensi digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel nominal-nominal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa petani Desa Jenggawah didominasi usia lansia (>45 tahun) dengan BMI overweight dan obese, serta lingkar perut tergolong obese. Responden penelitian ini yang lebih banyak mengeluhkan nyeri lutut berjenis kelamin perempuan, berusia lansia, dengan BMI overweight dan obese, lingkar perut tergolong obese, serta VAS ringan. Akan tetapi setelah dilakukan uji korelasi disimpulkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, BMI, dan lingkar perut dengan kejadian nyeri lutut pada petani Desa Jenggawah.Unduhan
Diterbitkan
2023-09-30
Terbitan
Bagian
Articles