KARAKTERISTIK PASIEN DELIRIUM PADA CEDERA OTAK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

  • Ricky Setiadi Yusuf Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Rohadi Rohadi Bagian Bedah Saraf, Fakuktas Kedokteran Univeristas Mataram
  • Bambang Priyanto Bagian Bedah Saraf, Fakuktas Kedokteran Univeristas Mataram
  • Maz Isa Ansyori Bagian Bedah Thoraks dan Kardiovaskular, Fakuktas Kedokteran Univeristas Mataram

Abstrak

Cedera otak merupakan kejadian trauma yang mengenai otak dan menyebabkan kerusakan baik secara struktur maupun fungsi. Tingginya angka kejadian cedera otak baik di dunia maupun di Indonesia mayoritas diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor. Adanya kerusakan tersebut menyebabkan munculnya sekuel psikiatri dan salah satunya adalah delirium. Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di RSUDP NTB dengan metode nonprobability sampling, yaitu consecutive sampling. Cara pengambilan data, yaitu secara langsung pada 39 orang pasien cedera otak rawat inap di RSUDP NTB. Peneliti melakukan observasi langsung kepada pasien dan mengkaji rekam medis pasien. Dari 39 sampel pasien cedera otak, didapatkan 32 orang (82,05%) mengalami delirium, dengan dominasi pria sebanyak 24 orang (61,54%) mengalami delirium. Berdasarkan derajat keparahannya, didapatkan cedera otak sedang (COS) terbanyak diantara derajat lainnya. Dari hasil CT Scan pasien dengan delirium, kebanyakan pasien memiliki lesi diffuse. Selain itu, hasil laboratorium terhadap kadar leukosit didapatkan meningkat pada pasien delirium, sedangkan kadar glukosa mayoritas pasien dalam batas normal. Pasien delirium pada cedera otak didominasi oleh pria terutama kelompok usia 51-65 tahun. Selain itu, letak lesi yang diffuse, peningkatan kadar leukosit, dan kadar glukosa yang normal sering didapatkan pada pasien delirium pada cedera otak.
Diterbitkan
2020-12-31