Gambaran Kualitas Hidup Penderita Penyakit Jantung Koroner Pasca Serangan Jantung

  • Basuki Rahmat Bagian Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram; RSUD Kota Mataram
  • Seto Priyambodo Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Dian Puspita Sari Laboratorium Pengembangan Pendidikan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Yoga Pamungkas Susani Laboratorium Pengembangan Pendidikan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Anak Agung Sagung Mas Meiswaryasti Putra Laboratorium Pengembangan Pendidikan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Abstrak

Prevalensi penyakit jantung koroner semakin meningkat. Pasien yang menderita penyakit jantung koroner dapat mengalami perubahan psikologis maupun kualitas hidup terkait dengan status sakit yang dideritanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien pasca serangan jantung. Subjek sebanyak 30 penderita penyakit jantung koroner pasca serangan jantung (STEMI, NSTEMI, UAP) kurang dari satu tahun serta tidak pernah terdiagnosis gangguan jiwa. Kualitas hidup diukur dengan instrument SF-36 Health Survey versi Bahasa Indonesia. Dilakukan uji beda tidak berpasangan t-test dan Mann Whitney untuk menganalisis perbedaan kualitas hidup laki-laki dan perempuan. Sebanyak 36,7% subjek menyatakan kondisi saat ini agak lebih buruk daripada satu tahun yang lalu. Subjek yang menyatakan sama atau lebih baik sebanyak 56,6%. Laki-laki memiliki kualitas hidup lebih tinggi dibanding perempuan, meskipuan tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Kesejahteraan emosional merupakan dimensi yang memiliki rerata tertinggi (75,1 ± 17,3) baik pada kelompok laki-laki (74,8 ± 17,7) maupun kelompok perempuan (77,3 ± 16,7). Keterbatasan peran akibat masalah emosional memiliki skor terendah (18,8 ± 33,5) disusul dengan keterbatasan peran akibat masalah fisik (20,0 ± 29,7). Pasien penderita penyakit jantung koroner pasca serangan memiliki persepsi bahwa terdapat keterbatasan peran baik akibat masalah emosional maupun fisik. Tidak ada perbedaan bermakna antara kualitas hidup penderita penyakit jantung koroner pasca serangan kelompok laki-laki dengan perempuan.
Diterbitkan
2020-06-30