DERMATITIS SEBOROIK PADA ANAK DENGAN HIDROSEFALUS DAN GIZI BURUK: BAGAIMANA KORELASINYA ?

Penulis

  • Ni Gusti Ayu Made Sintya Dwi Cahyani Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
  • Dedianto Hidajat Bagian Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram / RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v11i1.4337

Kata Kunci:

Otomyasis,, Larva,, Otitis Media Supuratif Kronis

Abstrak

Dermatitis seboroik adalah inflamasi kronis kulit berulang yang bermanifestasi sebagai makula atau plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna kuning-putih berminyak yang disertai dengan pruritus. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai respons inflamasi terhadap spesies Malassezia dan cenderung terjadi pada area dengan banyak glandula sebasea. Dermatitis seboroik pada anak sering terjadi pada area kulit kepala, alis, kulit di belakang telinga, diaper area, lipatan kulit di leher dan di bawah lengan. Berbagai faktor intrinsik dan lingkungan, seperti sekresi glandula sebasea, kolonisasi jamur kulit dan kerentanan individu semuanya berkontribusi pada patogenesis dermatitis seboroik. Kami membahassebuah kasus mengenai seorang anak berusia 5 tahun dengan klinis hidrosefalus dan gizi buruk disertai dengan keluhan tampak ketombe dengan warna kekuningan yang sifatnya hilang timbul. Awalnya terlihat bercak kemerahan pada tengkuk pasien bagian kiri yang semakin lama menyebar ke kedua sisi. Selang 1-2 hari kemerahan tersebut menjadi ketombe yang kekuningan dan rapuh. Keluhan tersebut mulai timbul ketika kepala pasien semakin membesar sehingga pasien tampak sulit untuk menggerakan kepalanya. Deskripsi lesi pada area kulit kepala bagian belakang sampai lipatan leher berupa lesi makula eritema berjumlah soliter, berbentuk plakat, berbatas tegas, ireguler, tersebar regional di regio servikalisposterior, disertai dengan skuama tipis kekuning-kuningan dan berminyak. Pasien didiagnosa kerja dengan dermatitis seboroik. Penting untuk mengetahui faktor risiko dan tatalaksana pada kasus dermatitis seboroik untuk mencegah kekambuhan.

Diterbitkan

2022-03-31