Uji Efek Protektif Madu Hutan (Apis dorsata) Terhadap Ketinggian Vili dan Kedalaman Kripta Duodenum Tikus Jantan Galur Wistar yang Diberi Pajanan Aspirin

Penulis

  • Anisa Ulwi Rahayu Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat, Indonesia
  • Muhammad In’am Ilmiawan Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia
  • Ery Hermawati Departemen Fisiologi, Program Studi Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v12i1.4315

Kata Kunci:

antioxidan, aspirin, duodenum, madu hutan

Abstrak

  Latar belakang:Ulkus peptikum merupakan efek samping utama dari aspirin yang merupakan obat dari golongan NSAIDs. Madu mengandung flavonoid yang memiliki sifat antioksidan yang dapat mencegah dan menghilangkan kerusakan oksidatif. Flavonoid dapat mempertahankan vili dari kerusakan struktur duodenum. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only-control group. Sampel merupakan bahan biologi tersimpan berupa preparat histologi duodenum tikus yang telah mendapat perlakuan dan dibagi menjadi 5 kelompok: kelompok kontrol normal (KN), kelompok perlakuan I (KP1) (aspirin 400mg/kgBB + madu 1,55ml/kgBB), kelompok perlakuan II (KP2) (aspirin 400mg/kgBB + madu 3,1 ml/kgBB), kontrol positif (K+) (sukralfat 4 ml/kgBB), dan kelompok kontrol negatif (K-) (aspirin 400mg/kgBB). Variabel pada penelitian ini adalah ketinggian vili, kedalaman kripta, dan rasio vili:kripta duodenum, diamati dengan perbesaran lensa objektif 10x. Data dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA dan post-hoc test LSD, serta uji Kruskal-Wallis dengan post-hoc test Mann-Whitney. Hasil:1) Kelompok tikus yang diberi madu hutan dengan dosis 1,55 ml/kgBB, 3,1 ml/kgBB, dan aspirin memiliki vili yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tikus yang hanya diberi aspirin. 2) Kelompok tikus yang diberi madu hutan dengan dosis 1,55 ml/kgBB, 3,1 ml/kgBB, dan aspirin memiliki kedalaman kripta yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok tikus yang hanya diberi aspirin. 3) Kelompok tikus yang diberi madu hutan dengan dosis 1,55 ml/kgBB, 3,1 ml/kgBB, dan aspirin memiliki rasio yang lebih baik dibandingkan dengan rasio tinggi vili : kripta duodenum tikus yang hanya diberi aspirin. Kesimpulan:Pemberian madu hutan (Apis dorsata) memberikan efek protektif terhadap duodenum tikus yang diberi pajanan aspirin.

Diterbitkan

2023-03-31