Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir Dalam Hubungannya Dengan Faktor Risiko Gangguan Dengar di RSUD Provinsi NTB

Penulis

  • Eka Arie Yuliyani Bagian THT KL, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Didit Yudhanto Bagian THT KL, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Hamsu Kadriyan Bagian THT KL, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Dante Yustisia Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • IGA Trisna Aryani Bagian THT KL, RSUD Provinsi NTB, Mataram
  • Mochammad Alfian Sulaksan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v12i1.4308

Kata Kunci:

Faktor risiko, Bayi baru lahir, Skrining pendengaran, OAE

Abstrak

  Latar belakang:Latar belakang: Salah satu indera yang paling penting dalam perkembangan anak usia dini adalah pendengaran. Gangguan pendengaran pada bayi atau anak dapat berdampak pada keterlambatan perkembangan kognitif, emosional dan komunikasi sosial anak yang dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dan orang tua. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengidentifikasi adanya gangguan pendengaran pada bayi melalui program skrining pendengaran menggunakan OAE (Otoacoustic Emission). Metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dan metode pengambilan sampelnya adalah consecutive sampling, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil:Hasil penelitian ini diperoleh hubungan yang signifikan antara usia kehamilan prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada hasil pemeriksaan OAE dengan p=0,017 dan p=0,015. Kesimpulan:kelahiran prematur dan BBLR secara statistik memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan OAE. Kedua faktor risiko tersebut merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan angka kejadain gangguan pendengaran pada bayi baru lahir disamping faktor risiko lainnya.

Diterbitkan

2023-03-31