Peranan Terapi Noninvasive Brain Stimulation rTMS (Repetitive Transmagnetic Stimulation) Pada Proses Pemulihan Pasien Stroke
DOI:
https://doi.org/10.29303/jk.v13i1.4126Kata Kunci:
stroke; defisit neurologi; sistem saraf pusat; repetitive transmagnetic stimulationAbstrak
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai di masyarakat, penyebab disabilitas dan mortalitas kedua setelah penyakit jantung (Wang dkk, 2022). Berbagai defisit neurologis dapat dijumpai pada kejadian pasca stroke seperti kelemahan motorik, gangguan fungsi kognitif, gangguan fungsi berbahasa dan gangguan fungsi menelan Disabilitas yang terjadi disebabkan karena kerusakan sistem saraf pusat (SSP) terutama bagian korteks serebri yang sel neuronnya mengalami kematian/kerusakan. Hal iniakan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan fungsi (atau elektrikal) di area sekitar lesi maupun di area sekunder atau bahkan area homotopik kontralateral (berupa hipereksitasi atau hipoeksitasi Repetitive transmagnetic stimulation (rTMS) merupakan salah satu modalitas terapi stimulasi otak yang berkembang paling pesat sebagai terapi komplementer pemulihan fungsi pasca stroke karena keunggulannya mampu merubah keseimbangan atau memperbaiki keseimbangan fungsi otak yang berlebihan atau kekurangan dengan pemberian stimulasi langsung pada sel saraf di otak secara non-invasif dan lebih terfokus (terbatas) terhadap target area sesuai patofisologi yang terjadi seperti di daerah korteks motorik primer dan asosiasi, korteks prefronal, korteks dorsolateral prefrontal, girus frontal inferior, korteks mylohyoid dan bagian otak lainnya. Beberapa studi metaanalisis stimulasi otak dengan rTMS pada pasien stroke menunjukan perbaikan signifikan terhadap fungsi motorik, kognitif, berbahasa dan menelan. Studi oleh Veldema dan Gharabaghi (2022) menunjukan perbaikan fungsi motorik dengan stimulasi bilateral rTMS, studi oleh Li dkk (2021) stimulasi LF-rTMS di area DLPFC kontralateral memperbaiki fungsi visuospasial, memori dan atensi dan stimulasi DLPFC kiri dapat memperbaiki fungsi penamaan dan pengolahan kata-kata (Naeser dkk, 2020). Yang dkk (2021) menemukan terapi rTMS di korteks esofagus dan mylohyoid meningkatkan fungsi menelan.Unduhan
Diterbitkan
2024-05-22
Terbitan
Bagian
Articles