Hubungan Antara Gambaran Sitologis dengan Metode FNAB dan Respon Terapi pada Pasien Limfadenitis Tuberkulosis di RSUD Provinsi NTB pada Tahun 2019

  • Halidagia Reksadita Lugina Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Fathul Djannah Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram – RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat
  • Indana Eva Ajmala Bagian Pulmonologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram – RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat
Keywords: Limfadenitis Tuberkulosis, Gambaran Sitologi, Nekrosis Kaseosa, Granuloma Nekrotikans

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan beban infeksi Mycobacterium tuberculosis tertinggi bersama 48 negara lainya. Sekitar 60%-90% kasus infeksi Mycobacterium tuberculosis menyerang kelenjar getah bening di regio servikal. Penggunaan metode fine needle aspiration biopsy (FNAB) pada pemeriksaan terhadap pembesaran kelenjar getah bening merupakan teknik invasif minimal yang akurat dan diterapkan secara luas terutama pada negara dengan fasilitas terbatas. Hasil FNAB yang menjadi dasar penegakan diagnosis limfadenitis tuberkulosis berupa gambaran sel (sitologi). Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode pendekatan total sampling. Data diperoleh dengan melakukan dokumentasi rekam medis pasien limfadenitis tuberkulosis yang dirawat di RSUD Provinsi NTB dalam rentang waktu Janari-Desember tahun 2019. Subjek penelitian berjumlah 50 pasien. Analisis dilakukan dengan uji hipotesis korelatif Spearman menggunakan SPSS 25,0. Total subjek penelitian berjumlah 50 orang dengan rincian 5 pasien dengan gambaran sitologis tipe-1, 20 pasien dengan gambaran sitologis tipe-2, dan 25 pasien dengan gambaran sitologis tipe-3. Korelasi gambaran sitologis dengan pembesaran nodus limfe dan penurunan berat badan sebesar <0,005 sedangkan dengan respon terapi berupa demam menunjukan nilai >0,005. Terdapat hubungan yang bermakna antara gambaran sitologi dengan pembesaran nodus limfe dan penurunan berat badan setelah mengonsumsi OAT selama minimal 6 bulan, sedangkan hubungan gambaran sitologi dengan kejadian demam menunjukan hasil yang tidak signifikan
Published
2021-09-30