PENINGKATAN KESADARAN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT DI DESA PENE KECAMATAN JEROWARU MELALUI PROGRAM DESA SEHAT
DOI:
10.29303/wicara.v1i2.2406Diterbitkan:
2023-04-20Terbitan:
Vol 1 No 2 (2023): Jurnal Wicara DesaKata Kunci:
KKN, Healthy village, stunting, education, pene villageArticles
Unduhan
Cara Mengutip
Abstrak
Permasalahan kesehatan masyarakat khususnya pada perkembangan anak dihadapi oleh banyak wilayah di Indonesia termasuk daerah provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana dalam beberapa tahun terakhir teridentifikasi tingginya tingkat stunting pada anak. Program Desa Sehat dirancang dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa sebagai upaya mengedukasi masyarakat guna meminimalkan tingkat stunting di desa Pene Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Pelaksanaan program dilakukan melalui 2 jenis pendekatan yaitu kegiatan penyuluhan, dan pelatihan atau unjuk kerja (demontrasi). Penyuluhan yang diberikan pada masyarakat meliputi penyuluhan tentang stunting, pernikahan dini dan pola hidup bersih dan sehat. Sementara untuk kegiatan pelatihan yaitu pelatihan pembuatan makanan pendamping ASI dan unjuk kerja dalam pembuatan taman tanaman obat keluarga (TOGA) dan beberapa aktivitas terkait lainnya. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan berhasil mendorong masyarakat desa Pene untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang anak mereka sebagai upaya pencegahan stunting, pembiasaan pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat desa, dan menyadarkan kaum muda tentang potensi permasalahan yang dapat muncul akibat perkawinan dini. Selain itu, taman tanaman obat keluarga dimanfaatkan sebagai media edukasi bagi siswa sekolah dan warga desa dalam mengoptimalkan pemanfaatan halaman rumah warga. Program desa sehat yang dilaksanakan dalam kuliah kerja nyata ini telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, dan mendukung program kemasyarakatan yang dicanangkan pemerintahan desa Pene.Referensi
BPS. (2017). Survey Data Penduduk Indonesia Tahun 2017. Jakarta.
Harefa, D. (2020). Pemanfaatan Hasil Tanaman Sebagai Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Madani : Indonesian Journal of Civil Society, 2(2), 28–36. https://doi.org/10.35970/madani.v2i2.233
Kiik, S. M., & Nuwa, M. S. (2020). Stunting dengan pendekatan Framework WHO. Stefanus Mendes Kiik.
Mindarti, S., & Nurbaeti, B. (2015). Tanaman obat keluarga (TOGA). Lembang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
Prendergast, A. J., & Humphrey, J. H. (2014). The Stunting Syndrome in Developing Countries. sPaediatrics and International Child Health, 34(4), 250–265. https://doi.org/10.1179/2046905514Y.0000000158
Rosamali, A., & Arisjulyanto, D. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Pernikahan Dini Di Lombok Barat. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 4(3).
Sasube, L. M., & Luntungan, A. H. (2018). Asupan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Nutrition Intake of Golden Period of Life). Medicines (Basel, Switzerland),1(1), 1-8.
Widayani, S., & Triatma, B. (2021). The Technology of Fish Processing to Improve Nutritional Status Children Under Five Years Old. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 700(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/700/1/012070
World Health Organization (2020). Basic documents: forty-ninth edition. https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell.