Perubahan Fungsi Lahan Untuk Status Rawan Bencana Dengan Remote Sensing Di Daerah Mandalika
Changes in Land Function for Disaster Prone Status Using Remote Sensing in the Mandalika Area
DOI:
https://doi.org/10.29303/pepadu.v5i4.5952Kata Kunci:
Remote Sensing, Banjir, Tanah LongsorAbstrak
Masalah utama Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Penyanggaya Sirkuit Madalika adalah bahaya tanah longsor akibat kemiringan tanah yang terjal, masyarakat harus tahu kalau potensi tanah longsor dan menghidari pembuatan pemukiman akibat hujan atau gempa yang membuat retakan tanah. Situasi yang berbahaya tanah longsor dengan perubahan fungsi lahan dari perbukitan menjadi tanah urug. Universitas Mataram memiliki obsevatorium di Rembitan bagian dari Pusat Unggulan Iptek (PUI) Geomagnetik mengukur magnet bumi dengan satuan magnet bumi nTesla (Nano Tesla). Hasil pengukuran terjadi anomali (penurunan nilai magnet bumi. Ini merupakan precursor akan terjadinya gempa. Desa Sade dan Rembitan merupakan satu kawasan yang menjadi satu kesatuan yang harus dijaga dan memberikan pengetahuan akan bahaya banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrim. Proses menggunaka remote sensing dengan foto udara. Hal hasil telah didapatkan bebarapa titik rawan bencana. Kata kunci : Remote Sensing, Banjir, dan Tanah Longsor.Unduhan
Diterbitkan
2024-10-30
Cara Mengutip
Yadnya, M. S., Kanata, B., Zainuddin, A., Paniran, P., Ramadhani, C., & Rosmaliati, R. (2024). Perubahan Fungsi Lahan Untuk Status Rawan Bencana Dengan Remote Sensing Di Daerah Mandalika: Changes in Land Function for Disaster Prone Status Using Remote Sensing in the Mandalika Area. Jurnal Pepadu, 5(4), 729–735. https://doi.org/10.29303/pepadu.v5i4.5952
Terbitan
Bagian
Articles