PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG SEBAGAI PUPUK ORGANIK DENGAN MEMANFAATKAN AGEN PEMACU DEKOMPOSISI DI DESA SARIBAYE

Authors

Sukarne Sukarne , Harjono Harjono , Yusuf A. Sutaryono , Vebera Maslami

DOI:

10.29303/pepadu.v4i4.3580

Published:

2023-12-19

Issue:

Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pepadu

Keywords:

dekomposer, kotoran sapi, pupuk organik

Articles

Downloads

How to Cite

Sukarne, S., Harjono, H., A. Sutaryono, Y., & Maslami, V. (2023). PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG SEBAGAI PUPUK ORGANIK DENGAN MEMANFAATKAN AGEN PEMACU DEKOMPOSISI DI DESA SARIBAYE. Jurnal Pepadu, 4(4), 541–546. https://doi.org/10.29303/pepadu.v4i4.3580

Abstract

Melimpahnya limbah kotoran sapi dan rendahnya pemanfaatannya menjadi pupuk organik oleh para petani/peternak di Desa Saribaye menjadi latar belakang kegiatan pengabdian ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan teknologi sederhana. Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melalui dua tahap yaitu; tahap pertama adalah pemberian materi pelatihan dengan ceramah dan diskusi agar para peserta dapat memahami langkah-langkah dan teknik pembuatan pupuk organik. Sedangkan tahap kedua dilaksanakan dengan cara praktik langsung sehingga para petani peternak dapat mengerjakannya dengan baik dan benar. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 21 peserta yang sebagian besar berasal dari kelompok ternak “beriuk maju†desa Saribaye. Sesi materi dimulai dari pemaparan berkaitan dengan urgensi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Sesi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta. Acara berikutnya adalah demonstrasi pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi. Pada sesi ini bakteri dekomposer dari EM4 terlebih dahulu diaktifkan menggunakan larutan molases sebelum disiramkan pada kotoran sapi. Setelah semua kotoran sapi tersiram merata sambil dibolak-balik menggunakan sekop, pupuk organik kemudian ditutup rapat menggunakan terpal. Perlu dialakukan pembolak-balikan setiap minggu untuk mengoptimalkan proses dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Secara keseluruahan, pelaksanaan pelatihan ini cukup lancar dan penuh antusiasme dari peserta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para peserta pelatihan mampu untuk mengolah kotoran sapi di kandang mereka masing-masing menjadi pupuk organik yang dapat diterapkan di lahan pertanian mereka

Author Biographies

Sukarne Sukarne, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Mataram

Melimpahnya limbah kotoran sapi dan rendahnya pemanfaatannya menjadi pupuk organik oleh para petani/peternak di Desa Saribaye menjadi latar belakang kegiatan pengabdian ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan teknologi sederhana. Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melalui dua tahap yaitu; tahap pertama adalah pemberian materi pelatihan dengan ceramah dan diskusi agar para peserta dapat memahami langkah-langkah dan teknik pembuatan pupuk organik. Sedangkan tahap kedua dilaksanakan dengan cara praktik langsung sehingga para petani peternak dapat mengerjakannya dengan baik dan benar. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 21 peserta yang sebagian besar berasal dari kelompok ternak “beriuk maju†desa Saribaye. Sesi materi dimulai dari pemaparan berkaitan dengan urgensi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Sesi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta. Acara berikutnya adalah demonstrasi pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi. Pada sesi ini bakteri dekomposer dari EM4 terlebih dahulu diaktifkan menggunakan larutan molases sebelum disiramkan pada kotoran sapi. Setelah semua kotoran sapi tersiram merata sambil dibolak-balik menggunakan sekop, pupuk organik kemudian ditutup rapat menggunakan terpal. Perlu dialakukan pembolak-balikan setiap minggu untuk mengoptimalkan proses dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Secara keseluruahan, pelaksanaan pelatihan ini cukup lancar dan penuh antusiasme dari peserta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para peserta pelatihan mampu untuk mengolah kotoran sapi di kandang mereka masing-masing menjadi pupuk organik yang dapat diterapkan di lahan pertanian mereka.

Harjono Harjono, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Mataram

Melimpahnya limbah kotoran sapi dan rendahnya pemanfaatannya menjadi pupuk organik oleh para petani/peternak di Desa Saribaye menjadi latar belakang kegiatan pengabdian ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan teknologi sederhana. Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melalui dua tahap yaitu; tahap pertama adalah pemberian materi pelatihan dengan ceramah dan diskusi agar para peserta dapat memahami langkah-langkah dan teknik pembuatan pupuk organik. Sedangkan tahap kedua dilaksanakan dengan cara praktik langsung sehingga para petani peternak dapat mengerjakannya dengan baik dan benar. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 21 peserta yang sebagian besar berasal dari kelompok ternak “beriuk maju†desa Saribaye. Sesi materi dimulai dari pemaparan berkaitan dengan urgensi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Sesi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta. Acara berikutnya adalah demonstrasi pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi. Pada sesi ini bakteri dekomposer dari EM4 terlebih dahulu diaktifkan menggunakan larutan molases sebelum disiramkan pada kotoran sapi. Setelah semua kotoran sapi tersiram merata sambil dibolak-balik menggunakan sekop, pupuk organik kemudian ditutup rapat menggunakan terpal. Perlu dialakukan pembolak-balikan setiap minggu untuk mengoptimalkan proses dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Secara keseluruahan, pelaksanaan pelatihan ini cukup lancar dan penuh antusiasme dari peserta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para peserta pelatihan mampu untuk mengolah kotoran sapi di kandang mereka masing-masing menjadi pupuk organik yang dapat diterapkan di lahan pertanian mereka.

Yusuf A. Sutaryono, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Mataram

Melimpahnya limbah kotoran sapi dan rendahnya pemanfaatannya menjadi pupuk organik oleh para petani/peternak di Desa Saribaye menjadi latar belakang kegiatan pengabdian ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan teknologi sederhana. Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melalui dua tahap yaitu; tahap pertama adalah pemberian materi pelatihan dengan ceramah dan diskusi agar para peserta dapat memahami langkah-langkah dan teknik pembuatan pupuk organik. Sedangkan tahap kedua dilaksanakan dengan cara praktik langsung sehingga para petani peternak dapat mengerjakannya dengan baik dan benar. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 21 peserta yang sebagian besar berasal dari kelompok ternak “beriuk maju†desa Saribaye. Sesi materi dimulai dari pemaparan berkaitan dengan urgensi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Sesi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta. Acara berikutnya adalah demonstrasi pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi. Pada sesi ini bakteri dekomposer dari EM4 terlebih dahulu diaktifkan menggunakan larutan molases sebelum disiramkan pada kotoran sapi. Setelah semua kotoran sapi tersiram merata sambil dibolak-balik menggunakan sekop, pupuk organik kemudian ditutup rapat menggunakan terpal. Perlu dialakukan pembolak-balikan setiap minggu untuk mengoptimalkan proses dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Secara keseluruahan, pelaksanaan pelatihan ini cukup lancar dan penuh antusiasme dari peserta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para peserta pelatihan mampu untuk mengolah kotoran sapi di kandang mereka masing-masing menjadi pupuk organik yang dapat diterapkan di lahan pertanian mereka.

Vebera Maslami, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Mataram

Melimpahnya limbah kotoran sapi dan rendahnya pemanfaatannya menjadi pupuk organik oleh para petani/peternak di Desa Saribaye menjadi latar belakang kegiatan pengabdian ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan teknologi sederhana. Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melalui dua tahap yaitu; tahap pertama adalah pemberian materi pelatihan dengan ceramah dan diskusi agar para peserta dapat memahami langkah-langkah dan teknik pembuatan pupuk organik. Sedangkan tahap kedua dilaksanakan dengan cara praktik langsung sehingga para petani peternak dapat mengerjakannya dengan baik dan benar. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 21 peserta yang sebagian besar berasal dari kelompok ternak “beriuk maju†desa Saribaye. Sesi materi dimulai dari pemaparan berkaitan dengan urgensi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Sesi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta. Acara berikutnya adalah demonstrasi pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi. Pada sesi ini bakteri dekomposer dari EM4 terlebih dahulu diaktifkan menggunakan larutan molases sebelum disiramkan pada kotoran sapi. Setelah semua kotoran sapi tersiram merata sambil dibolak-balik menggunakan sekop, pupuk organik kemudian ditutup rapat menggunakan terpal. Perlu dialakukan pembolak-balikan setiap minggu untuk mengoptimalkan proses dekomposisi bahan organik menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Secara keseluruahan, pelaksanaan pelatihan ini cukup lancar dan penuh antusiasme dari peserta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para peserta pelatihan mampu untuk mengolah kotoran sapi di kandang mereka masing-masing menjadi pupuk organik yang dapat diterapkan di lahan pertanian mereka.