Main Article Content

Neny Arisqia
Sadikin Amir
Ibadur Rahman

Abstract

Seaweed is one type of fishery commodity that is widely used both as a raw material for food, industry, medicine, and cosmetics. This causes the economic value of seaweed to help the community's economy and can increase the country's foreign exchange. Seaweed is one of the largest carotenoid producers because green seaweed generally contains chlorophyll a and b compounds and carotene compounds which can function as antioxidants. Factors that affect the content of carotenoids is the spacing of seaweed seeds. The purpose of this study was to determine the effect of spacing in the basic stake system on the carotenoid content of Caulerpa lentilifera and to determine the ideal spacing that gives optimal effect on the carotenoid content of Caulerpa lentilifera. This study used an experimental method with a completely randomized design (CRD) pattern with 6 treatments and 3 replications with treatments namely Control (25 cm spacing), P1 (20 cm spacing), P2 (30 cm spacing), P3 (20 cm spacing). plant 35 cm), P4 (planting distance 40 cm), P5 (planting distance 45 cm). The data obtained was then analyzed using variance (ANOVA) with a 95% confidence level and to find out the best growth a further test was carried out using the BNT test. The results showed that the spacing applied to the basic stake system had no effect on the carotenoid content of Caulerpa lentilifera, but had an effect on the absolute growth and specific growth rates. Spacing of 30 cm is the best distance for the growth of Caulerpa lentilifera with an absolute growth of 128.917 g and a specific growth rate of 4.965%, but the difference in spacing has no effect on the carotenoid content. The conclusion of this study was that the difference in plant spacing of the basic stake system had no effect on the carotenoid content of C. lentilifera, but had an effect on the absolute growth and specific growth rate. There was no ideal spacing to increase carotenoid content in C. lentilifera, because each treatment tended to have relatively the same carotenoid content.

Article Details

How to Cite
Arisqia, N., Amir, S., & Rahman, I. (2023). ANALISIS KANDUNGAN KAROTENOID PADA ANGGUR LAUT (Caulerpa lentilifera) YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN JARAK TANAM YANG BERBEDA PADA SISTEM PATOK DASAR. Indonesian Journal of Aquaculture Medium, 3(1), 38-49. https://doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v3i1.2357
References
Akbar, H. (2014). Analisis Kesesuaian Lokasi untuk Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Sumbawa Barat. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Akib, A., Litaay, M., Ambeng., & Asnady, M. (2015). Kelayakan Kualitas Air untuk Kawasan Budidaya Eucheuma cottonii Berdasarkan Aspek Fisika, Kimia dan Biologi di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1(1).
Alifatri, L. O. (2012). Laju Pertumbuhan dan Kandungan Agar Gracilaria verrucosa dengan Perlakuan Bobot Bibit Terhadap Jarak Tanam di Tambak Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang, Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Azizah, M. N., Rahman, A., & Baludi, A. M. (2018). Pengaruh Jarak Tanam Bibit yang Berbeda Terhadap Kandungan Agar Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) Menggunakan Metode Longline di Tambak. Jurnal Media Akuatika, 3(1), 2503-4324.
BSN (Badan Standarisasi Nasional). (2011). Produksi Bibit Rumput Laut Kotoni(Eucheuma cottonii) – Bagian 1: Metode Lepas Dasar. Jakarta: BSN.
Basiroh, S., Ali, M, & Putri, B. (2016). Pengaruh Periode Panen yang Berbeda Terhadap Kualitas Karaginan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii: Kajian Rendemen dan Organoleptik Karaginan. Maspari Journal, 8(2), 127-135.
Cokrowati, N. (2016). Teknologi Budidaya Rumput Laut. Semarang: MAI Publishing.
Dahlia, I., Rejeki, S., & Susilowati, T. (2015). Pengaruh Dosis Pupuk dan Subtrat yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Caulerpa lentilifera. Journal of Aquakulture Management and Technology, 4(4).
Darmawati. (2015). Optimasi Jarak Tanam Bibit Terhadap Pertumbuhan Caulerpa sp. di Perairan Laguruda Kabupaten Takalar. Jurnal Ilmu Perikanan, 4(1).
Darmawati. (2017). Kajian Pertumbuhan dan Kualitas Rumput Laut Caulerpa sp. yang Dibudidayakan pada Kedalaman dan Jarak Tanam Berbeda; Kajian Prospek Pengembangan Budidaya. Disertasi. Makassar: Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Hasanuddin.
Darmawati. N, A., Syamsuddin, R., & Jompa, J. (2016). Analisis Kandungan Karotenoid Rumput Laut Caulerpa sp. yang Dibudidayakan di Berbagai Jarak dan Kedalaman. Prosiding Inovasi IPTEKS Perguruan Tinggi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Denpasar, 29-30 Agustus 2016, hlm.196-201.
Desy, A. S., Izzati, M., & Prihastani, E. (2016). Pengaruh Jarak Tanam Pada Metode Longline Terhadap Pertumbuhan dan Rendemen Agar Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfuss. Jurnal Biologi, 5(2), 11-12.
Fretes, H. D., Susanto, A.B., Prasetyo, B., & Limantara, L. (2012). Karotenoid dari Makroalgae dan Mikroalgae: Potensi Kesehatan Aplikasi Dan Bioteknologi. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 23(2).
Hamid, A. (2009). Pengaruh Berat Bibit Awal dengan Metode Apung (Floating method) Terhadap Persentase Pertumbuhan Harian Rumput Laut (Eucheuma cottonii). Skripsi. Malang: Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulan Malik Ibrahim.
Hasidah., Mukarlina., Rousdy, D. W. (2017). Kandungan Pigmen Klorofil, Karotenoid dan Antosianin Daun Caladium. Jurnal Protobiont, 6(2).
Herliany, N. E., Zamdial., & Meylia, R. (2016). Cultivation of Seaweed Gracillaria sp. Using Longline Methods Under Different Space of Planting. Journal of Aquatropica Asia, 2(2).
Iskandar, S. N., Rejeki, S., & Susilowati, T. (2015). Pengaruh Bobot Awal yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Caulerpa lentilifera yang Dibudidayakan dengan Metode Longline di Tambak Bandengan, Jepara. Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(4).
Ismianti, J. (2018). Pengaruh Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Anggur Laut (Caulerpa racemosa) dengan Metode Longline di Desa Tanjung Bele Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa. Skripsi. Mataram. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
Jailani, A. Q., Herawati, E. Y., & Semedi, B. (2015). Studi Kelayakan Lahan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii di Kecamatan Bluto Sumenep Madura Jawa Timur. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 22(2), 211-216.
Kementrian Perdagangan Indonesia. (2013). Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Remarkable Indonesia.
Khasanah, U. (2013). Analisis Kesesuaian Perairan untuk Lokasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii di Perairan Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. Skripsi. Makasar: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.
Mainassy, M, C. (2017). Pengaruh Parameter Fisika dan Kimia Terhadap Kehadiran Ikan Lompa (Thryssa baelama Forsskal) di Perairan Pantai Apui Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 19(2), 0853-6384.
Maleta, H. S., Indrawati, R., Limantara, R., & Brotosudarmo, T. H. P. (2018). Ragam Metode Ekstraksi Karotenoid dari Sumber Tumbuhan dalam Dekade Terakhir (Telaah Literatur). Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 13(1), 1412-5064.
Meilisza, N. (2018). Kualitas Warna, Pertumbuhan, dan Status Kesehatan Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) dengan Suplementasi Karotenoid dalam Pakan. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Merdekawati, W., & Susanto, A. B. (2009). Kandungan dan Komposisi Pigmen Rumput Laut Serta Potensinya Untuk Kesehatan. Squalen, 4(2).
Meriam, W. P. M., Kepel, R. C., & Lumingas, L. J. L. (2016). Inventarisasi Makroalga di Perairan Pesisir Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 4(2), 2302-3589.
Pong-Masak, P. R., Mansyur, A., & Rachmansyah. (2007). Rumput Laut Jenis Caulerpa dan Peluang Budi Dayanya di Sulawesi Selatan. Media Akuakultur, 2(2).
Pong-Masak, P, R., & Sarira, N. H. (2018). Penentuan Jarak Tanam Optimal Antar Rumpun Bibit Pada Metode Vertikultur Rumput Laut. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 20(1), 0853-6384.
Rebbeka, L., Ginting, J., & Haryati. (2018). Pengaruh Sistem Tanama Jajar Legowo Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza sativa L.). Jurnal Agroekoteknologi, 6(3), 2337-6597.
Ridhowati, S., & Asnani.(2016). Potensi Anggur Laut Kelompok Caulerpa racemosa Sebagai Kandidat Sumber Pangan Fungsional Indonesia. Oseana, 41(4), 0216-1877.
Romdania, Y. (2010). Perhitungan Pasang Surut Sebagai Data Pendukung Dalam Penataan Kawasan Daerah Pesisir Teluk Betung Bandar Lampung.Jurnal Rekayasa, 14 (3).
Soenardjo, N. (2011). Aplikasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii (Weber van Bosse) dengan Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Model Cidaun. Jurnal Buletin Oseanografi Marina, 1 (1), 36-44.
Tampubolon, A., Gerung, G. S., & Wagey, B. (2013). Biodiversitas Alga Makro di Laguan Pulau Pasige Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro. Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis, 2(1).
Wibawati, R. (2018). Pengaruh Bobot Bibit yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Anggur Laut (Caulerpa lentilifera) dengan Metode Longline di Desa Ekas Buana Kabupaten Lombok Timur. Skripsi. Mataram. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
Widowati, L. L., Rejeki, S., Yuniarti, T., & Ariyati, R. W. (2015). Efisiensi Produksi Rumput Laut E. cotonii dengan Metode Budidaya Long Line Vertikal Sebagai Alternatif Pemanfaatan Kolom Air. Jurnal Saintek Perikanan, 11(1), 1858-4748.
Widyasari, E. L., Masyahoro, A., & Ya’la, Z. R. (2016). Model Pengembangan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii di Kecamatan Bumiraya Kabupaten Morowali.Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, 5(1), 2089- 8630.