COASTAL VULNERABILITY STUDY FOR MARINE CULTIVATION ON DULLAH ISLAND, TUAL CITY
DOI:
10.29303/mediaakuakultur.v1i1.118Published:
2021-06-23Issue:
Vol. 1 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Aquaculture MediumKeywords:
budidaya, laut, kerentanan, pesisir, Pulau DullahArticles
Downloads
How to Cite
Abstract
ABSTRAK Perikanan budidaya menyediakan lebih dari setengah dari pasokan makanan laut di dunia dengan pasokan ikan per kapita dunia mencapai rekor pada tahun 2014 yaitu 20 kg. Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya terbesar di dunia yakni 67,7 juta ton per tahun. Jika ditinjau dari ketersediaan air tawar yang semakin berkurang, sebagaian besar pertumbuhan perikanan budidaya akan berlangsung dalam air laut. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerentanan di wilayah pesisir Pulau Dullah, Kota Tual melalui pendekatan spasial. Penelitian dilakukan di Teluk Luv (Pulau Dullah bagian selatan) dan Teluk Divur (Pulau Dullah bagian utara) yang merupakan bagian dari Kecamatan Dullah Utara.Penentuan kerentanan pesisir teluk dilakukan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan pesisir teluk menggunakan modifikasi konsep kerentanan pesisir Gornitz dan White(1992). Metode penelitian kerentanan pesisir teluk menggunakan pendekatan spasial dengan berdasarkan pada kondisi fisik pesisir telukyaitu geomorfologi, perubahan garis pantai, elevasi, kenaikan muka laut relatif, tunggang pasang maksimal dan tinggi gelombang. Indeks kerentanan pesisir teluk dibagi ke dalam tigakelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penilaian secara kuantitatif terhadap kerentanan pesisir dilakukan melalui scoring. Luaran penelitian ini adalah berupa peta kerentanan wilayah pesisir Pulau Dullah. Teluk Divur dan Teluk Luv memiliki perairan yang masuk kedalam kategori tidak rentan hingga rentan sedang dengan nilai indeks kerentanan berkisar 0,00-19,37. Posisi mulut teluk memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari teluk bagian dalam.References
Badan Pusat Statistik Maluku Tenggara. (2015). Statistik Daerah Kota Tual.
Constanza, R. J., Cumbeland., & Maxell, T. (1997). An Introduction to Ecological Economics. St. Lucie, Boca Raton. Florida.
CRMP. (1998). Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir Lampung. Proyek Pesisir Publication, Technical Report (TE-99/12-I) Coastal Resources Center, University of Rhode Island. Jakarta, Indonesia.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tual. (2010). Master Plan Minapolitan Kota Tual. Tual. Maluku.
FAO. (2016). The State of World Fisheries And Aquaculture. (2016). Contributing to Food Security and Nutrition for All. Rome.
Gornitz, V. (1991). Vulnerability of the East Coast, U.S.A. to Future Sea Level Rise. Journal of Coastal Research, 9, 201-237.
Gornitz, V., & White, T. W. (1992). A Coastal Hazards Database for the U.S. East Coast. ORNL/CDIAC-45, NDP-043A. Oak Ridge National Laboratory, Oak Ridge, Tennessee.
Hadikusumah. (2008). Variabilitas Suhu dan Salinitas di Perairan Cisadane. Makara Sains, 12(2), 82-88.
Mahatmawati, A. D., Mahfud, E., & Aries, D. S. (2009). Perbandingan Fluktuasi Muka Air Laut Rerata (MLR) di perairan Pantai Utara Jawa Timur dengan Perairan Pantai Selatan Jawa Timur. Jurnal Kelautan, 2(1), 31-39.
Pusat Data, Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2016). Statistik Kelautan dan Perikanan 2015. Jakarta.
Rampengan, R. M. (2009). Pengaruh Pasang Surut Pada Pergerakan Arus Permukaan di Teluk Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 5(3),15-19.
Tompkins, E. L., Ncholso-Cole, S. S. A., Hurlston, L, Boyd, E., Hodge, G. B., Clarke, J., Gray, G., Trotz, N., & Varlack, L. (2005). Surviving Climate Change in Small Islands- a Guide Book. Tyndall Center for Climate Change Research, UK.
Triatmodjo, B. (1999). TeknikPantai. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Wisha, U. J., Husrin, S., & Prihantono, J. (2015). Hidrodinamika Perairan Teluk Banten Pada Musim Peralihan (Agustus-September). Ilmu Kelautan, 20(2), 101-112.