DETEKSI KEBOCORAN CAIRAN LIQUOR DENGAN PEMERIKSAAN SPECT/CT SISTERNOGRAFI RADIONUKLIDA

  • Kharisma Perdani Kusumahstuti Ilmu Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler, FK Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin
  • David Siahaan Ilmu Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler, FK Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin
  • Rian Hidayatullah Ilmu Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler, FK Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin
  • A. Hussein Sundawa Kartamihardja Ilmu Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler, FK Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin
Keywords: Sisternografi, Radionuklida, Cairan Serebrospinal

Abstract

Sisternografi radionuklida sering digunakan untuk membuktikan adanya kebocoran cairan serebrospinal dari hidung atau telinga serta melokalisasi lokasi kebocoran. Aktif tidaknya kebocoran pada saat pemeriksaan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan sisternogram radionuklida. Kami melaporkan kasus yang jarang dilakukan pemerikaan dengan menggunakan sisternografi radionuklida pada pasien wanita berumur 56 tahun. Pasien memiliki keluhan utama keluar cairan dari hidung, apatis dan lemas. Keluar cairan terutama dirasakan saat pasien duduk. Pasien memiliki riwayat operasi transsphenoid atas indikasi pengangkatan tumor di epifisis. Pemeriksaan sisternografi dilakukan di Departemen Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler untuk meyakinkan adanya kebocoran cairan liquor dan lokasi kebocoran pada pasien tersebut. Pencitraan dilakukan pada 1,3,6 jam setelah penyuntikan 99mTc-DTPA intratekal. Tampak penangkapan radioaktivitas yang meningkat pada area nasal terutama pada pencitraan jam ke 3. Pencitraan fusi SPECT/CT memberikan lokasi yang tepat kebocoran cairan liquor di area os sfenoid pada jam ke 3. Rasio tampon hidung dan serum darah adalah 4:1. Terapi bagi pasien adalah operasi penutupan kembali kebocoran.
Published
2022-06-30