Pendekatan Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dalam Melihat Pengaruh Nilai Tukar dan Inflasi Terhadap Ekspor Pertanian di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.29303/p9trry40Kata Kunci:
Autoregressive_Distributed_Lag, (ARDL), Ekspor, Kurs, InflasiAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara nilai tukar rupiah dan inflasi terhadap ekspor pertanian baik dalam jangka dan jangka panjang. Data yang digunakan merupakan data bulanan periode Januari 2015 - Desember 2024 dan dianalisis dengan pendekatan ARDL. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ekspor pertanian, nilai tukar rupiah, dan inflasi mencapai kondisi stasioner setelah dilakukan differencing pertama. Uji Bound Test mengindikasikan adanya kointegrasi, sehingga ketiga variabel memiliki hubungan jangka panjang penentuan Model ARDL yang digunakan yakni (3,2,0) dimana lag optimum untuk Ekspor 3 lag, Kurs 2 lag dan Inflasi 0 lag. Pada jangka pendek, variabel lag ekspor mencerminkan adanya pola persistensi dalam perilaku ekspor. Koefisien EKSPOR(-1) sebesar 0,60 meskipun tidak signifikan, serta EKSPOR(-2) sebesar 0,32 yang signifikan dan bertanda positif, mengindikasikan bahwa peningkatan ekspor pada satu dan dua periode sebelumnya cenderung mendorong kenaikan ekspor pada periode berjalan. Sebaliknya, koefisien negatif pada EKSPOR(-3) sebesar -0,19 menunjukkan adanya mekanisme koreksi atau penyesuaian setelah tiga periode. Koefisien KURS pada periode berjalan dan lag kedua bernilai positif (masing-masing sebesar 0,042), sementara koefisien KURS pada lag pertama bernilai negatif (-0,069). Sementara Koefisien inflasi yang besar dan bertanda negatif (-48,11) menunjukkan bahwa kenaikan inflasi memberikan tekanan yang signifikan terhadap kinerja ekspor dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, KURS(-1) berpengaruh positif dan signifikan (koefisien 0,0556; p = 0,0084), sedangkan pengaruh inflasi tetap negatif namun tidak signifikan (koefisien –179,427; p = 0,057). Stabilitas model telah terkonfirmasi melalui uji CUSUM dan CUSUMQ.







