Tingkat Kerusakan Hama Penggerek Batang (Omphisa anastomasalis) pada Enam Kultivar Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Authors

Retno Muninggar , Bambang Supeno , Hery Haryanto

DOI:

10.29303/jima.v4i2.7638

Published:

2025-07-21

Issue:

Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek

Keywords:

tingkat_kerusakan, penggerek_batang, kultivar, ubi_jalar

Articles

Downloads

How to Cite

Retno Muninggar, Bambang Supeno, & Hery Haryanto. (2025). Tingkat Kerusakan Hama Penggerek Batang (Omphisa anastomasalis) pada Enam Kultivar Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek, 4(2), 529–534. https://doi.org/10.29303/jima.v4i2.7638

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang memiliki potensi besar sebagai pangan fungsional karena kandungan gizinya yang lengkap, termasuk karbohidrat, vitamin, mineral, protein, lemak, betakaroten, antosianin, senyawa fenolik, dan serat. Di Indonesia, ubi jalar dikenal sebagai salah satu sumber karbohidrat alternatif yang berperan penting dalam sektor pangan, industri pakan ternak, serta sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan. Tanaman ini dianggap memiliki potensi untuk menggantikan beras sebagai makanan pokok karena lebih efisien dalam menghasilkan energi, serta kaya akan vitamin dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat kerusakan hama penggerek batang (Omphisa anastomasalis) pada enam kultivar ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari enam perlakuan kultivar ubi jalar (A). Keenam kultivar tersebut adalah Lato-lato (A1), Cilembu (A2), Tailan(A3), Kentang (A4), Ase (A5), Ungu (A6). Perlakuan-perlakuan tersebut diulang 4 kali sehingga diperoleh 24 unit perlakuan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat kerusakan hama penggerek batang (Omphisa anastomasalis) tidak berbeda nyata pada enam perlakuan ubi jalar (Ipomoea batatas L.) tingkat kerusakan tergolong rendah hingga sedang. Intensitas kerusakan pada batang yaitu kultivar tailan 25,10%, cilembu 22,92%, ase 22,54%, ungu 22,14%, kentang 21,95%, lato-lato20,44%. Sedangkan intensitas kerusakan diameter batang yaitu semakin besar kerusakan diameter batang maka cendrung lebih disukai oleh hama tersebut.

Author Biographies

Retno Muninggar, Program Studi Agroekoteknololgi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Bambang Supeno, Program Studi Agroekoteknololgi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Hery Haryanto, Program Studi Agroekoteknololgi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram