Kepadatan Populasi dan Intensitas Serangan Hama Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Pembibitan Nanas (Ananas comosus L.) di Okinawa

Authors

  • Lalu Muh. Sapriandi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
  • Bambang Supeno Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
  • Hery Haryanto Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/jima.v2i2.2643

Keywords:

Kepadatan Populasi, Intensitas Serangan, Kutu Putih, Nanas, Okinawa

Abstract

Kutu putih adalah salah satu hama yang sering ditemukan pada pembibitan nanas di Okinawa. Kutu putih menyerang tanaman nanas dengan menyerap nutrisi maupun menjadi vektor penyakit yang dapat secara serius mempengaruhi pertumbuhan nanas. Kutu putih dapat menyerang tanaman meskipun dilakukan budidaya dalam  green house. Bibit  nanas yang terserang hama tentunya tidak akan mampu menujang peningkatan produksi karena dan berpotensi menyebarkan hama dari pembibitan ke lahan pertanian yang lebih luas. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepadatan Populasi dan Intensitas serangan hama kutu putih pada pembibitan nanas di Okinawa. Penelitian ini dilangsungkan pada bulan Desember 2022 di green house pembibitan nanas milik koperasi JA Okinawa di Pulau Yagaji, Prefektur Okinawa, Jepang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, data diperoleh dengan teknik survey dan dengan pengambilan sampel secara acak. Pengambilan sampel  di tiap lokasi sebanyak 10%. Ditemukan kepadatan populasi kutu putih sebanyak 0,92 individu per tanaman. Rata-rata Intensitas serangan hama kutu putih sebesar 8,77% dan kerusakan yang ditimbulkan kutu putih dalam kategori serangan yang ringan.

Downloads

Published

2023-07-28

How to Cite

Lalu Muh. Sapriandi, Bambang Supeno, & Hery Haryanto. (2023). Kepadatan Populasi dan Intensitas Serangan Hama Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Pembibitan Nanas (Ananas comosus L.) di Okinawa . Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek, 2(2), 276–282. https://doi.org/10.29303/jima.v2i2.2643