PERFORMANS PRODUKSI KERBAU LUMPUR LEPAS SAPIH YANG DIPELIHARA SECARA TRADISIONAL DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Authors

  • Hambali {"en_US":"Universitas Mataram"}
  • M Ashari Universitas Mataram
  • Zaid Al Gifari Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/i-sapi.v1i3.6046

Keywords:

Kerbau Lumpur, Bobot Badan & Ukuran Tubuh, Performans

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans produksi kerbau lumpur lepas sapih di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey (kuesioner), dan pengukuran lansung terhadap ternak sampel di lokasi penelitian. Hasil penelitian performans produksi kerbau lumpur lepas sapih di Kecamatan Sambelia yang meliputi bobot badan, tinggi gumba, lingkar dada, panjang badan rata-rata 115,13 ± 28,17 kg., 81,00 ± 7,59 cm., 118,70 ± 10,16 cm., 86,85 ± 6,18 cm. Bobot badan kerbau lumpur lepas sapih jantan lebih tinggi (P<0.01) dibanding kerbau lumpur betina, demikian pula dengan ukuran tubuh nya. Sistem pemeliharaan kerbau lumpur di Sambelia dilakukan secara semi intensif yang dimana kerbau pada pagi hari dikeluarkan untuk digembalakan lalu pada sore hari kerbau dimasukkan kekandang, begitu pula setiap harinya. Dan pada malam hari kerbau disediakan pakan didalam kandangnya berupa jerami padi, jagung, dan dilengkapi dengan air minum.

References

Ashari, M., I.B. Dania, L. W. Pribadi, Rr. A. Suhardiani, dan R. Andriati, 2006. Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja. Bahan Ajar. Laboratorium Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan UNRAM. Mataram.

Alipah, S. 2002. Hubungan Antara Ukuran –Ukuran Tubuh Ternak Dengan Bobot Badan Kambing Peternakan Etawa Umur 6-10 Bulan di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Thesis. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.Semarang.

Anggaraeni, A dan E, Triwulaningsih. 2007. Keragaan Bobot Badan Mofometrik Tubuh Kerbau Sumbawa Terpilih Untuk Penggemukan Badan. 2011. Bibit Kerbau- Bagian 1: Lumpur. Jakarta: BSN. Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. 124- 132.

Bamualim A, Muhammad Z, Talib C. 2009. Peran dan ketersediaan teknologi pengembangan kerbau di Indonesia. Dalam: Bamualim AM, Talib C, Herawati T, penyunting. Peningkatan peran kerbau dalam mendukung kebutuhan daging nasional. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Tana Toraja, 24-26 Oktober 2008. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. p. 1-10.

Bopalyon Pedi Utama. 2020. Pengetahuan dan Keterampilan Beternak. Jakarta: Penerbit XYZ.

Dudi., C, Sumantri., H, Martojo dan A, Anang. 2011. Keragaan Sifat Kuantitatif Kerbau Lokal Di Propinsi Banten. Ilmu Ternak. Vol 11(2): 61-67.

Darmadja, S. G. N. D., dan N. Darmesta, 1976. Berat Sapih Kerbau. Proc. Produksi dan Reproduksi Kerbau. Dispet. Dati I. Bali Denpasar.

Dania Ida Bagus dan Gde Dwipa Ida Bagus, 2001. Potensi dan Produktivitas Ternak Kerbau di Nusa Tenggara Timur. Makalah Seminar Konsep Pengembangan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan Unram, Mataram 14 Februari 2001.

Ditjen PKH. 2011. Penetapan rumpun/galur ternak Indonesia tahun 2010-2011. Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Ditjen PKH. 2013. Surat keputusan Dirjen PKH tentang penetapan kerbau Simeleue sebagai rumpun ternak Indonesia. Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Ditjenak. 2003. Statistik peternakan 2003. Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal Peternakan.

Erlangga, A. N., Nugroho, H. dan Kuswati. (2018). Karakteristik fenotip kerbau rawa (b. Bubalis carabenesis) di wilayah sentra pengembangan 13 kerbau desa guosobokerto Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Journal of Tropical Animal Production, XIX(2), 156-166.

Praharani, L. danE Triwulanningsih, 2007. Karakteristik Bibit kerbau pada Agroekosistem Dataran Tinggi. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau : 113-123.

Priadi, A., & Natalia, L. 2000. Patogenesis Septicaemia Epizootica (SE) pada sapi/kerbau: Gejala klinis, perubahan pathologis, reisolasi, deteksi Pasteurella multocida dengan media kultur dan polymerase chain reaction (PCR). Jitv, 5(1), 65-71.

FAO Statistics Division. 2013. World buffaloes population. Faostat [Internet]. [Disitasi 9 September 2013]. Available from: http://faostat.fao.org/site/573/ Desktop Default.aspx?PageID=573#ancor.

Fahimuddin, 1975. Dalam jurnal UIN Suska Riau. https://repository.uin-suska.ac.id/20406/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf

Hardjosubroto W. 2006. Kerbau: mutiara yang terlupakan. Dalam: Orasi purna tugas. Yogyakarta (Indonesia): Universitas Gadjah Mada.

Handiwirawan E, Suryana A, Talib C. 2009. Karakteristik tingkah laku kerbau untuk manajemen produksi yang optimal. Dalam: Bamualim AM, Talib C, Herawati T, penyunting. Peningkatan peran kerbau dalam mendukung kebutuhan daging nasional. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Tana Toraja, 24-26 Oktober 2008. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. p. 97-104.

Hipyan. 2010. Peternakan Firstanipo. Http://Peternakan-Kambing-Sapi-Kerbau (Blogspot.Com. Diakses pada Juni 2019).

Hidayati. 2009. Pemanfaatan Ternak Kerbau. Dalam Proceding seminar Dinamika Agama, Sosial dan Teknologi. Lembaga Penelitian dan Pengembangan UIN Suska Riau. Pekanbaru.

Hadian, G. R. (2023). Pertumbuhan Kerbau Kalimantan Selatan Lepas Sapih Pada Sistem Pemeliharaan Kalang Di Kecamataan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Banjarbaru: Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Kurnia Dkk, 2019, Korelasi Antara Bobot Badan, Lingkar Skrotum dan Volume Semen Kambing. Department Of Animal Husbandry, Fakulty Of Agriculture Lampung University

Kaunang, S. R., Asyiah, I. N., & Aprilya, S. (2019). Etnobotani (pemanfaatan tumbuhan secara tradisional) dalam pengobatan hewan ternak oleh Masyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity, 3(1), 27-32.

Lita, M. (2014). Produktivitas kerbau rawa di Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Buletin Peternakan, 38(3), 174-181.

Muhammad Supiandi Asri (2023) KARAKTERISTIK MORFOMETRIK KERBAU LUMPUR MUDA (Swamp buffalo) DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH.

Permani, T. 2021. Manajemen Pemeliharaan Induk Kerbau Perah di BPTU HPT Siborongborong Sumatera Utara. Jawa Barat: Sekolah Vokasi institut Pertanian Bogor.

Payne WJA, 1990. An Introduction to Animal Husbandry in the Tropics. 4th Ed, Longman Group Ltd, London, UK.

Widodo, B., Sutardi, H., & Sulastri, I. 2019. Faktor Genetik dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Bobot Badan pada Ternak. Jurnal Agribisnis dan Agroteknologi, 17(3), 201-210.

Wiryosuhanto, SD. 1993. Sistem kesehatan Hewan dalam Era Tinggal Landas. Rapat Konsultasi Teknis Nasional Direktorat Jendral Peternakan, Cisarua, 5-8 Januari 1993 hlm. 20.

Riyadi, A., Rahayu, S., & Sari, R. 2014. Pengaruh Faktor Genetik terhadap Pertumbuhan Bobot Badan Kerbau. Jurnal Ilmu Ternak, 15(2), 123-130.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2020. Bibit Kerbau - Bagian 1: Kerbau Lumpur. Jakarta.: Badan Standardisasi Nasional.

Syaiful, F. S., Mundana, M. dan Revar, F. H. 2020. Gambaran Dan Struktur Populasi Ternak Kerbau Pada Peternakan Rakyat Di Sijunjung, Sumatera Barat. Jurnal Embrio, 12(2), 14-22.

Suhubdy, Soekardono, Fachry, A. dan Hasan, S. D. 2020. Pengembangan Lumbung Pakan Pada Kelompok Tani Ternak Kerbau Sumbawa Untuk Peningkatan Produksi Dan Pendapatan Peternak Di Desa Gapit, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Jurnal PEPADU, 1(1), 47-54.

Zulbardi, M. dan Kusumaningrum, D.A. 2005. Penampilan Produksi Ternak Kerbau Lumpur (Bubalus bubalus) di Kabupaten Brebes JawaTengah.www.Google.com. diakses 17 Desember 2009.

Downloads

Published

2024-12-20