PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN JAMUR TIRAM MENJADI BAKSO DAN NUGGET SEBAGAI PELUANG USAHA DI DESA LEMBUAK KECAMATAN NARMADA

  • Ni Wayan Sanita Sari Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
  • Nila Savitri Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Mataram
  • Agung Satria Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram
  • Nining Novianti Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram
  • Inessa Ladiza Putri Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram
  • Audi Zhazha Indra Kumala Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Mataram
  • Ade Nurul Aida Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
  • Lalu Hendrawan Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mataram
  • Rahman Suryahadi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
  • Muhammad Reyhan Zhachary Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Mataram
Kata Kunci: Jamur Tiram, Makanan Olahan, Bakso, Nugget, Desa Lembuak

Abstrak

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi yang memiliki potensi dalam bidang pangan dan kesehatan. Jamur tiram memiliki tekstur yang mirip dengan daging dengan rasa yang unik dan rasa yang lembut menjadikan jamur tiram sebagai bahan makanan yang populer dikalangan konsumen. Selain itu, jamur tiram juga kaya akan kandungan nutrisi, di dalamnya terkandung protein yang tergolong ke dalam protein nabati, karbohidrat, serat, vitamin B, vitamin D, mineral, dan senyawa bioaktif lainnya. Di dalam dunia pangan jamur tiram dapat diolah menjadi berbagai olahan seperti bakso dan nugget. Di Desa Lembuak, sebagian besar masyarakatnya hanya menjual jamur tiram segar tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Tujuan dari kegitan ini adalah untuk mengembangkan olahan jamur tiram menjadi produk olahan beku (Frozen Food) yang tahan lama. Metode yang digunakan dalam kegiatan terdiri dari empat tahapan, yaitu sosialisasi, pengolahan, pengemasan, dan pemasaran. Pegembangan olahan jamur tiram layak disosialisasikan kepada masyarakat sebagai peluang usaha. Hasil dari pengembangan produk olahan jamur tiram menjadi bakso dan nugget yaitu membuat peserta memahami pemanfaatan dan pengolahan jamur tiram menjadi berbagai olahan yang dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, yang dimana sebelumnya masyarakat hanya menjual jamur tiram dalam bentuk segar tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian keluarga di Desa Lembuak Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Secara umum, kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah jamur tiram menjadi produk jadi seperti bakso dan nugget.

Referensi

Aftukha, A. A., & Purbasari, D. (2021). Karakteristik mutu jamur tiram (Pleurotus

ostreatus) menggunakan berbagai metode pengemasan pada penyimpanan suhu rendah. Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 10(3), 327.

Budi, M. (2011). Media Tanam Jamur Tiram Putih Dengan Variasi Bahan Dasar Ampas

Sagu.Laporan Penelitian. Universitas Cenderawasih.Jayapura

Fatria, M. A., Jahrizal, J., & Pailis, E. A. (2017). Strategi pengembangan industri rumah

tangga di kota pekanbaru (studi kasus usaha jamur crispy industri pengolahan jamur tiram) (Doctoral dissertation, Riau University).

Febriani, H., & Khairuna, K. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Jamur

Tiram di Desa Stabat Lama Barat Kabupaten Langkat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 26(1), 61-64.

Hamsiah, A. (2019). UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA MELALUI

PROSES PEMBARUAN OLAH JAMUR DI KEL. URAHAN BITOWA KECAMATAN MANGGALA, MAKASSAR SULAWESI SELATAN. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 19(03), 323-327.

Harfardi, H., Feidihal, F., & Rahmi, F. (2021). Perancangan Mesin Vakum dan

Pengemasan Untuk Produksi Olahan Jamur Tiram Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Jual dan Masa Pakai. Jurnal Teknik Mesin, 14(2), 86-93.

Hermawan, E., Soetoro, S., & Hardiyanto, T. (2017). STRATEGI PEMASARAN JAMUR

TIRAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Margi Mulyo di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 3(3), 338-343.

Hidayat, Y., & Triharyanto, E. (2016). Peningkatan daya jual aneka produk olahan

makanan melalui teknik pengemasan produk. Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis, 19(10).

Hunaepi, H., Dharawibawa, I. D., Asy’ari, M., Samsuri, T., & Mirawati, B. (2018).

Pengolahan limbah baglog jamur tiram menjadi pupuk organik komersil. Jurnal SOLMA, 7(2), 277-288.

Khasanah, N. M. (2011). Praktek Produksi Nugget Jamur Tiram.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen pemasaran.

Nasution, J. (2016). Kandungan karbohidrat dan protein jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) pada media tanam serbuk kayu kemiri (Aleurites moluccana) dan serbuk kayu campuran. EKSAKTA: Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran MIPA, 1(1).

Panda, A., Dirgantara, M., & Haryono, A. (2021). Pelatihan Pengolahan Jamur Tiram untuk

Meningkatkan Keterampilan dan Pendapatan Petani Jamur di Desa Tanjung

Sangalang. Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 7(1), 7-12.

Triono, E. (2020). Budidaya Jamur Tiram dan Pengolahannya Sebagai Upaya

Meningkatkan Ekonomi Kreatif Desa Kaulon. Jurnal Karinov, 3(2), 64-68.

Tjokrokusumo, D., Widiyastuti, N., & Giarni, R. (2015). Diversifikasi produk olahan jamur

tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai makanan sehat. In Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversifikasi Indonesia (Vol. 1, No. 8, pp. 2016-2020).

Zikri AR, Khaswarina S, Maharani E. 2015. Analisa Usaha dan Pemasaran Jamur

Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus). Studi Kasus di Kelurahan Tangkerang Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian. 2(2): 1‒10.

Diterbitkan
2023-08-30