PENGUATAN PEMAHAMAN KARYA SASTRA DENGAN SETTING BUDAYA SASAK-LOMBOK PADA MGMP BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA DI LOMBOK TIMUR

Authors

Saharudin , Aswandikari , Syaiful Musaddat , Muh. Syahrul Qodri , Wika Wahyuni

DOI:

10.29303/pepadu.v4i4.3606

Published:

2023-12-01

Issue:

Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pepadu

Keywords:

penguatan pemahaman, karya sastra lokal, budaya Sasak, bahan ajar

Articles

Downloads

How to Cite

Saharudin, Aswandikari, Syaiful Musaddat, Muh. Syahrul Qodri, & Wika Wahyuni. (2023). PENGUATAN PEMAHAMAN KARYA SASTRA DENGAN SETTING BUDAYA SASAK-LOMBOK PADA MGMP BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA DI LOMBOK TIMUR . Jurnal Pepadu, 4(4), 507–512. https://doi.org/10.29303/pepadu.v4i4.3606

Abstract

Pengabdian ini dilatari oleh kurangnya pemanfaatan karya sastra ber-setting budaya lokal (daerah tertentu) yang memiliki kedekatan emosional dengan siswa di tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang dijadikan sumber belajar atau bahan ajar.  Oleh karena itu, diperlukan kegiatan sosioliasi hasil riset terkait fenomena tersebut mengenai penguatan pemahaman karya sastra dengan setting budaya lokal. Materi sosialisasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini dimodifikasi dari hasil penelitian tahun 2022, dengan harapan hasil penelitian tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Materi PkM ini berbicara tentang cara penggunaan pendekatan etnografi dalam mengkaji karya sastra ber-setting budaya lokal. Kemudian, menjelaskan amanat kebudayaan Sasak-Lombok dalam novel Sanggarguri sebagai hasil penelitian dengan pendekatan etnografi. Pembicaraan tentang pendekatan etnografi untuk karya sastra difokuskan pada analisis taksonomi (istilah tercakup, relasi semantik, dan istilah pencakup) yang dilanjutkan pada analisis pemahaman budaya berdasarkan pada istilah-istilah pencakup yang telah dikelompokkan. Hasil sosialisasi ini relatif telah mampu menambah kualitas pemahaman dan kesadaran para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas (SMA) tentang urgensi karya sastra ber-setting budaya lokal sebagai sumber belajar atau bahan ajar. Ini dikarenakan mereka diberikan pelatihan langsung cara menganalisis karya sastra ber-setting budaya lokal dengan pendekatan yang dipilih. Penambahan kualitas dan kesadaran ini tentu merupakan usaha yang berkelanjutan dan membutuhkan dukungan pihak-pihak terkait. Akhirnya, kualitas dan kesadaran tersebut beririsan dengan ketersediaan karya-karya sastra yang ber-setting budaya lokal yang bisa dijadikan bahan ajar di jenjang SMA.

Author Biographies

Saharudin, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mataram

Aswandikari, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mataram

Syaiful Musaddat, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mataram

Muh. Syahrul Qodri, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mataram

Wika Wahyuni, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mataram