Page 1 of 12
41
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Baiq Nandia Rizki Magfira1)
Thatok Asmony2)
1)Universitas Mataram, Indonesia baiqnandia103 @gmail.com
2)Universitas Mataram, Indonesia. tasmony@yahoo.com
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Populasi
penelitian ini terdiri dari seluruh pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
NTB yang berjumlah 107 orang. Setelah penyebaran kuesioner, sebanyak 102 responden
mengisi kuesioner dari total populasi yang ada. Ini berarti jumlah responden yang mengisi
kuesioner mencakup sekitar 95% dari jumlah keseluruhan pegawai Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi NTB. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan Asosiatif (kausal). Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel independen
(lingkungan kerja dan disiplin kerja) mempengaruhi variabel dependen (kinerja). Hasil
penelitian menunjukkan baik Lingkungan Kerja maupun Disiplin Kerja secara parsial
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kata kunci: Lingkungan kerja, Disiplin kerja dan Kinerja
Page 2 of 12
42
PENDAHULUAN
Setiap lembaga atau organisasi
memerlukan pegawai yang memiliki
kepribadian tinggi dan memiliki
kemampuan serta kecakapan dalam
mengambil keputusan. Menurut
Sedarmayanti (2017) bahwa SDM
sangat penting perannya dalam suatu
organisasi, agar terwujudnya efektivitas
organisasi. SDM akan bekerja secara
optimal jika dikelola dengan baik
melalui penerapan prinsip – prinsip
Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM).
MSDM di Pusdiklat
Kemendikbud akan berjalan dengan baik
jika tersedianya SDM yang berkualitas
dan berkinerja tinggi agar dapat
melakukan tugas sesuai dengan rencana
dan kebutuhan organisasi. Menurut
Wirawan (2015) kinerja adalah keluaran
yang dihasilkan oleh fungsi – fungsi atau
indikator – indikator suatu pekerjaan
atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Untuk mencapai kinerja yang tinggi,
diperlukan peningkatan produktivitas
yang optimal dan pemanfaatan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki oleh
para pegawai. Hal ini bertujuan untuk
mencapai tujuan organisasi dan
memberikan dampak positif bagi
perkembangan organisasi. Selanjutnya
dikatakan Wirawan bahwa kinerja
memiliki dimensi antara lain: 1) hasil
kerja, merupakan keluaran kerja
pegawai yang dapat dihitung dan diukur
dari kulitas dan kuantitasnya; 2) Perilaku
kerja, merupakan Perilaku seorang
pegawai di tempat kerjanya. Dengan
berperilaku tertentu, pegawai dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik
dan menghasilkan kinerja yang
diharapkan oleh organisasi. Hal ini dapat
diukur dengan melihat kepemimpinan
dan ketelitian para pegawai; 3) sifat
pribadi yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, merupakan sifat pribadi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas
misalnya: inisiatif dan kejujuran.
Menurut Mangkunegara (2017),
kinerja adalah hasil secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya untuk mencapai tujuan dari
organisasi. Kinerja ini mencerminkan
pencapaian seseorang dalam
menjalankan tugas kerja sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan dalam
suatu perusahaan atau organisasi.
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan mempunyai tugas
melaksanakan sebagaimana urusan
Pemerintah Daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan dibidang
pendidikan dan kebudayaan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Dinas
Pendidikan dan kebudayaan
menyenggarakan fungsi: 1) Perumusan
kebijakan teknis dibidang pendidikan
dan kebudayaan, 2) Penyelenggaraan
urusan pemerintah dan pelayanan umum
dibidang pendidikan anak usia dini dan
pendidikan non formal, pendidikan dasar
serta kebudayaan, 3) Pembinaan dan
pelaksanaan tugas dibidang pendidikan
non formal, pendidikan dasar serta
kebudayaan.
Berdasarkan data penilaian
kinerja ASN lingkup Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Nusa
Tenggara Barat bahwa rata-rata kinerja
pegawai mengalami peningkatan sedikit
dalam dua tahun terakhir. Berikut data
kinerja Pegawai :
Tabel 1. Capaian Kinerja Pegawai
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi NTB Tahun 2021-2022
Tahun Rata-Rata
Kinerja
Kategori
2021 87,80 Baik
2022 88,95 Baik
Sumber: Data Penilaian Kinerja ASN
Page 3 of 12
43
Lingkup Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi NTB tahun (2021-
2022) yang sudah diolah.
Berdasarkan tabel rata-rata
kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi NTB diatas,
terlihat bahwa pada tahun 2021 nilai
kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi NTB sebesar
87,80 dengan indikator kinerja dikatakan
Baik. Lalu pada tahun 2022, nilai kinerja
pegawai Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi NTB mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya dengan
nilai sebesar 88,95 dengan indikator
kinerja Baik juga.
Berdasarkan hasil wawancara
yang di lakukan di Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi NTB dengan
beberapa pegawai terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi kinerja,
yaitu: gaji, kompenasi, lingkungan kerja,
disiplin kerja, kepemimpinan, dan
budaya organisasi. Namun dua faktor
yaitu lingkungan kerja dan disiplin kerja
dipandang sebagai faktor yang memiliki
indikasi besar dalam mempengaruhi
kinerja pegawai.
Terkait dengan lingkungan kerja
peneliti mendapatkan informasi bahwa
fasilitas yang diberikan sudah memadai,
terbukti dengan pegawai merasa senang
berada dikawasan kantor karena disana
banyak wifi dan semua kebutuhan
pekerjaan sudah terpenuhi seperti Alat
Tulis Kantor (ATK) yang sesalu
diberkan tepat waktu, fasilitas yang
memadai seperti ini akan meningkatkan
kinerja pegawai. Selain fasilitas kerja
desain tata letak yang ada dikantor juga
tertata rapi dibeberapa ruang kerja.
Terlihat bahwa meja kerja antar pegawai
tersusun rapi dan dokumen serta barang- barang lain diletakkan rapi diatas meja
dan lemari kerja. Selain itu
pencahanyaan yang diberikan dikantor
sudah baik, jarang terjadi mati listrk, dan
juga tidak ada kebisingan yang
mengganggu diarea kantor. Hal ini juga
didukung dengan wawancara pegawai
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi NTB.
Berdasarkan teori, Sedarmayanti
(2017) mengatakan bahwa lingkungan
kerja dapat mempengaruhi kinerja
pegawai karena seorang manusia akan
mampu melaksanakan kegiatanya
dengan baik, sehingga dicapai suatu
hasil yang optimal apabila ditunjang oleh
suatu kondisi lingkungan yang sesuai.
Lingkungan kerja meiliki arti yaitu
keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
dimana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok. Selanjutnya dikatakan
Sedarmayanti bahwa suatu kondisi
lingkungan dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan
kegiatannya secara optimal, sehat, aman
dan nyaman. Keadaan lingkungan yang
kurang baik dapat menuntut tenaga dan
waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung diperolehnya rancangan
sistem kerja yang efisien. Menurut
Sedarmayanti (2017) Lingkungan Kerja
terdiri dari lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik. Lingkungan
kerja fisik terdiri dari beberapa indikator
yaitu: penerangan, suhu udara,
kebersihan, penggunaan warna,
keamanan, jam kerja. Lingkungan kerja
non fisik terdiri dari beberapa indikator
yaitu: hubungan kerja antara bawahan
dan atasan, hubungan kerja antar rekan
kerja.
Selain faktor lingkungan kerja,
faktor lain yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai adalah faktor disiplin
kerja. Disiplin kerja merupakan
kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan perusahaan dan