Antibodi Monoklonal Anti-Cd3 Sebagai Terapi Diabetes Mellitus Tipe 1: Sebuah Kajian Sistematis Dan Meta-Analisis
Keywords:
Anti-CD3, Diabetes Mellitus Tipe 1, HbA1C, Insulin, PeptidaAbstract
Diabetes mellitus tipe 1 (T1DM) merupakan penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan peningkatan akdar glukosa darah yang persisten (hiperglikemia). Utamanya diderita oleh anak berusia <15 tahun, T1DM membuat penderitanya menjadi bergantung kepada terapi insulin eksogen sepanjang hidupnya. Kemampuan antibodi monoklonal anti-CD3 untuk menurunkan aktivasi sel T namun masih menjaga kemampuan immunomodulatorisnya membuat modalitas terapi ini menjadi modalitas yang menjanjikan. Meta-analisis ini bertujuan untuk menginvestigasi efek pemberian antibodi monoklonal anti-CD3 pada pasien diabetes mellitus tipe 1. Kajian sistematik dilakukan dengan mengikuti kaidah PRISMA dengan menggunakan pusat data daring yaitu PubMed, ScienceDirect, dan Cochrane. Studi yang smenilai efek dari terapi antibodi monoklonal anti-CD3 pada pasien diabetes mellitus tipe 1 serta sesuai dengan kriteria inklusi dilibatkan dalam kajian sistemaik ini. Risiko bias setiap studi inklusi dinilai menggunakan kriteria CONSORT. Meta- analisis dengan metode random-effects selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan Mean Difference (MD) gabungan dari seluruh studi inklusi beserta dengan 95% Confidence Interval (CI). 10 studi yang melibatkan 1458 dilibatkan dalam kajian sistematik ini,. Ditemukan bahwa terapi anitbodi monoklonal anti-CD3 mampu menurunkan dosis kebutuhan insulin (MD -0.18 [95% CI: -0.22, -0.13],I2=59%, p<0,0001) dan kadar HbA1c (MD -0.71[95% CI: -1.18, -0.24], I2=78%, p=0.003). Selain itu, ditemukan juga bahwa terapi ini mampu meningkatkan respon peptida C. Terapi antibodi monoklonal anti-CD3 menunjukkan efek positif terhadap kebutuhan insulin, kadar HbA1c, dan respon peptida C pada pasien diabetes mellitus tipe 1.Published
2021-09-30
Issue
Section
Articles