TANAMAN OBAT PADA RAMUAN B2P2TOOT DI PUSKESMAS PEJERUK AMPENAN KOTA MATARAM

Authors

  • Kartika Permata Sari Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Siti Rahmatul Aini Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Nisa Isneni Hanifa Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/jk.v9i4.4381

Keywords:

tanaman obat, B2P2TOOT, Puskesmas

Abstract

Ramuan obat tradisional dari B2P2TOOT adalah ramuan paling banyak yang diresepkan oleh dokter dari 12 provinsi pada tahun 2014. Syarat Fasyankes dapat memberikan pelayanan obat tradisional khususnya ramuan B2P2TOOT adalah memiliki tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan saintifikasi jamu. B2P2TOOT terus melakukan evaluasi terhadap ramuan obat yang diberikan dengan memonitoring efek obat dari pelayanan Yankestrad yang menggunakan ramuan B2P2TOOT. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi ramuan B2P2TOOT khususnya di Puskesmas Pejeruk Ampenan Kota Mataram yang memberikan pelayanan obat tradisional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengambilan data secara cross sectional jenis purposive sampling. Terdapat sebanyak 11 ramuan B2P2TOOT di Poli jamu Puskesmas Pejeruk Ampenan. Ramuan B2P2TOOT tersebut dalam bentuk kapsul yang sudah diracik sesuai komposisi tanaman. Komposisi tanaman obat dari tiap-tiap ramuan berbeda, namun secara keseluruhan ramuan tersebut berasal dari tanaman obat yang ada di Indonesia. Spesies tanaman yang dominan digunakan pada 3 atau lebih ramuan B2P2TOOT adalah daun salam (Syzgium polyanthum (Wight Walp), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum), dan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komposisi ramuan obat tradisional yang diresepkan di Puskesmas Pejeruk Ampenan Kota Mataram berasal dari tanaman obat Indonesia. Tanaman obat yang paling banyak digunakan dalam ramuan yaitu daun salam, bunga cengkeh dan temulawak yang digunakan pada terapi 3 penyakit atau lebih. Setiap tanaman obat memiliki kandungan metabolit sekunder yang mampu memberikan efek terapi, akan tetapi diperlukan kandungan dari tanaman lain untuk mendukung efek terapi yang diinginkan.

Downloads

Published

2020-12-31