IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN DI WILAYAH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN RINJANI TIMUR

Studi Kasus Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak Semaring Di Desa Mekar Sari Kabupaten Lombok Timur

  • Dila Kartika Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Andi Chairil Ichsan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram
  • Budhy Setiawan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Keywords: Kelompok Tani Hutan, Kemitraan Kehutanan, BKPH

Abstract

Salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah melalui kemitraan kehutanan. Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak semaring merupakan gabungan kelompok tani hutan yang bermitra dengan BKPH Rinjani Timur. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah Mengkaji pelaksanaan program kemitraan kehutanan antara Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak Semaring dengan BKPH Rinjani Timur, menentukan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan program kemitraan kehutanan antara Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak Semaring dengan BKPH Rinjani Timur, merumuskan strategi dalam pengelolaan kemitraan kehutanan antara Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak Semaring dengan BKPH Rinjani Timur. Untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program kemitraan kehutanan mengacu pada prinsip ostrom (1990). Metode penelitiaan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualtitatif-kuantitatif. Penentuan responden menggunakan purposive sampling dan pengumpulan data menggunakan wawancara, Focus Group Discussion atau FGD, observasi, dan studi pustaka. Identifikasi faktor pendukung dan penghambat  serta strategi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak Semaring menggunakan analisis SWOT. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, rata-rata penilaian kelembagaan Program Kemitraan Kehutanan Gabungan Kelompok Tani Hutan Puncak Semaring adalah 29,11 poin, menunjukkan kriteria yang tinggi. Dari hasil analisis SWOT didapatkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan antara lain dukungan dan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap program kemitraan, keterlibatan stakeholderss, dan terjadinya penguatan kelembagaan. Sedangkan faktor penghambat kemitraan kehutanan antara lain SDM yang masih rendah, kurangnya modal, dan kurangnya penyuluhan. Dan  strategi yang digunakan adalah S-O (Strenght – Opportunities) yaitu dengan mengoptimalkan program kemitraan guna mempertahankan dan meningkatkan potensi sumberdaya untuk dikelola dengan maksimal.
Published
2022-06-29