Performa Produksi Hasil Persilangan Kambing Boer dan Lokal (F2) Prasapih di Kabupaten Lombok Timur
DOI:
https://doi.org/10.29303/i-sapi.v1i4.6496Keywords:
Performans, Kambing lokalAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa produksi hasil persilangan Kambing Boer dan F1 (Boerlok) pada masa prasapih. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan dan pengukuran secara langsung di lapangan. Variabel yang di amati yaitu bobot lahir, bobot sapih, Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), panjang badan, lingkar dada, dan tinggi gumba. Perbedaan performa jantan dan betina di analisis menggunakan uji t. Rata-rata bobot lahir 2.72±0.62 kg, bobot sapih 12.3±1.60 kg, PBBH 106.2±18.35, panjang badan 39.5±1.31 cm, lingkar dada 44.8±1.86 cm, tinggi gumba 39.9±1.43 cm. Hasil penelitian menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada bobot sapih dan PBBH, sedangkan pada bobot lahir dan ukuran tubuh (panjang badan, lingkar dada, dan tinggi gumba) menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).References
Alfiansyah, M. (2011) Macam dan Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya. http:www.sentraedukasi.com/2011/07/macamjenistulangberdasarkanbentuk.html.
Davendra, C dan M. Burns. (1994). Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB Bandung, Bandung.
Erasmus,J.A. 2000. Adaptation to various environments and resistance to disease of improved Boer goat. Small Rumin. Res. 36: 179 – 187.
Hardjosubroto, W. (1994). Aplikasi Pemuliabiakkan Ternak di Lapangan. PT Grasindo. Jakarta.
Kaunang, D. Siyadi dan S. Wahjuningsih. (2014). Analisis Litter Size, Bobot Lahir dan Bobot Sapih Hasil Perkawinan Kawin Alami dan Inseminasi Buatan Kambing Boer dan Peranakan Etawah. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 23(3):41-46
Mahmilia, F dan A. Taringan. (2006). Loka Karya Nasional Kambing Potong:Karakteristik Morfologi dan performans Kambing Kacang, Kambing Boer, dan Persilangannya. Lokasi Penelitian Kambing Potong. Sei Putih.
Middatul, S. (2010). Performans Reproduksi Ternak Kambing PE (Peranakan Etawa) di PT. Reanindo Perkasa Kenagarian Barulak Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar.
Muzani, A., A, Wildan, A. Sauki, W. R. Sasongko, dan S. Farida. (2000). Teknologi Fushing pada Kambing Peranakan Etawah. Rekomendasi teknollogi Pertanian. IPPTP. Mataram.
Nasich, M. (2011). Produktivitas Kambing Hasil Persilangan Antara Pejantan Boer Dengan Induk Lokal (PE) Periode Pra Sapih. Jurnal Ternak Tropika. Vol 12(1):56-52
Satriawan, MW, Ashari, M., Gifari, ZA, & Andriati, R. (2024). Studi kinerja produksi kambing kacang lepas sapi di daerah perladangan di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. I-SAPI (Integrated Sustainable Animals Production Innovation) Jurnal
Sudrana, I. P. dan Martoyo, H. (1994). Pendugaan Parameter Genetik pada Sapi Bali Bobot Sapih Dan Bobot Setahun, Majalah Ilmiah, 1-5.
Sutiyono, B., N. J. Widayani, dan E. Purbowati. (2006). Studi Performans Induk Kambing Peranakan Etawa Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran di Desa Banyuringin Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veterniner. 206: 537-543.
Syawal, M. (2010). Karakteristik morgologi dan produksi Kambing Boer, Kacang dan Persilanganna pada umur 0-3 bulan (prasapih). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 616-620.
Ted dan Shipley. (2005). Mengapa Harus Memelihara Kambing Boer,Daging Masa Depan. https://www.indonesiaboergoat.com/ind/.
Van Niekerk, W.A., and N. H. Casey. (1988). The Boer Goat II. Growth, Nutritient Requirements,Carcass and Meat Quality . Rumin. Res.,19:7-11 Departement of Livestock Science,Faculty of Agriculture,University of Pretori.South Africa.
Victori, A., E. Purbowati dan C. M. S. Lestari. (2016). Hubungan antara Ukuran Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawa Jantan di Kabupaten Klaten. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan 26 (1):23-28.